kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendiri Grup Lippo: Pemerintah harus bersiap hadapi krisis finansial akibat corona


Jumat, 15 Mei 2020 / 10:53 WIB
Pendiri Grup Lippo: Pemerintah harus bersiap hadapi krisis finansial akibat corona
ILUSTRASI. Pendiri Grup Lippo Mochtar Riady (15/5/2020). Foto: KONTAN/Sandi Baskoro


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendiri dan Chairman Grup Lippo Mochtar Riady mengingatkan pemerintah untuk bersiap menghadapi krisis finansial dan ekonomi akibat wabah corona (Covid-19).

"Saya sebagai orang tua, hanya bisa memberikan warning, mudah-mudahan tak terwujud. Kita perlu waspada, sebelum hujan kita mesti sedia payung," ungkap dia, saat menjadi pembicara dalam seminar virtual Jakarta CMO Club bertema Business Wisdom During COVID-19 Era, Kamis (14/5).

Baca Juga: Mochtar Riady: Wabah Covid-19 memaksa kita hidup dalam teknologi baru

Menurut Mochtar, pagebluk corona memunculkan dampak positif dan negatif. Taipan kelahiran Malang, Jawa Timur, 91 tahun silam ini menyebutkan, dampak positif corona adalah harapan berkembangnya teknologi baru, yang kini sudah memasuki era Revolusi Industri 4.0.

"Wabah corona memaksa kita membiasakan diri untuk hidup dalam teknologi baru," ungkap dia, menanggapi pertanyaan host seminar virtual, Hermawan Kartajaya yang juga pendiri MarkPlus Inc.

Lantas, Mochtar menjelaskan betapa dahsyatnya dampak negatif pagebluk corona. Dia mencontohkan kondisi Singapura. Sebulan setelah pemerintah setempat memberlakukan kebijakan karantina 14 hari bagi warga yang baru datang dari luar negeri, maskapai Singapore Airlines sudah kesulitan pendanaan.

Baca Juga: Ini 25 orang tertajir Indonesia tahun 2019

"Pemerintah Singapura menyuntik pendanaan US$ 4 miliar ke Singapore Airlines, kemudian ditambah lagi US$ 15 miliar. Sehingga Singapore Airlines membutuhkan injeksi modal hingga US$ 19 miliar. Betapa besarnya airline menderita," ungkap Mochtar.




TERBARU

[X]
×