kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pendiri Grup Lippo: Pemerintah harus bersiap hadapi krisis finansial akibat corona


Jumat, 15 Mei 2020 / 10:53 WIB
Pendiri Grup Lippo: Pemerintah harus bersiap hadapi krisis finansial akibat corona
ILUSTRASI. Pendiri Grup Lippo Mochtar Riady (15/5/2020). Foto: KONTAN/Sandi Baskoro


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Selanjutnya, 10 hari setelah Singapore Airlines kesulitan, satu perusahaan minyak raksasa di Singapura bangkrut. Demikian pula perusahaan minyak di Dubai yang mengajukan kebangkrutan. Hal serupa juga dialami beberapa perusahaan di Amerika Serikat.

Baca Juga: Saat Mochtar Riady mengaku tidak kuat terus membakar uang di OVO

Selain perusahaan besar, Mochtar bilang, mayoritas sektor bisnis sangat tertekan akibat wabah corona. "Ada satu travel biro di Tiongkok, dengan market cap US$ 10 miliar, skrng hampir bangkrut. Kemudian perhotelan, pusat belanja, department store, semua berat dan terjadi di seluruh dunia," ungkap pria yang memiliki kekayaan US$ 2,1 miliar dan menduduki peringkat ke-12 orang paling tajir di Indonesia versi Majalah Forbes tahun 2019.

Efek domino wabah Covid-19 juga bergulir di AS. Seluruh bidang usaha di Negeri Paman Sam saat ini mengalami situasi yang sangat sulit. Akibatnya, ada dua efek, yakni krisis finansial dan krisis ekonomi. Pemerintah AS menginjeksi US$ 4 triliun ke sistem perbankan negara itu.

"Namun economy crisis belum muncul, mungkin 1-2 tahun kemudian," prediksi Mochtar. Pengangguran di AS sudah mencapai 14,9%, bahkan diprediksi bisa menyentuh 25%.

Baca Juga: Valuasi OVO Rp 41 triliun, jika dijual 70%, Lippo dapat dana Rp 28,7 triliun

Mochtar mengungkapkan tidak ada yang bisa memprediksi kapan krisis akibat Covid-19 ini berakhir. Oleh karena itu, semua pihak tidak boleh meremehkan kondisi ini. "Kita harus menaruh perhatian serius untuk mengatasi kesulitan ini," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×