Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Pendirian perusahaan patungan atau joint venture (JV) antara Banten Global Development (BGD) dengan ArcelorMittal nampaknya akan sedikit molor dari rencana awal.
Semula, pendirian perusahaan patungan ini akan dilakukan pada akhir Juni ini, tapi kelihatannya pendirian JV ini akan mundur sekitar 1-2 bulan ke depan. Artinya, jika tidak ada halangan, pembentukan JV antara BGD dengan Mittal baru bisa terlaksana pada akhir Agustus atau awal September nanti.
Direktur Banten Global Development Rudi Radjab mengatakan molornya jadwal pembentukan JV antara Mittal dengan BGD ini dikarenakan hingga saat ini Mittal belum menyelesaikan studi kelayakan (feasibility study) mengenai proyek ini. "Masih ada dua faktor yang perlu dikaji lebih lanjut yaitu masalah bahan baku dan masalah lokasi pabrik,"" ujar Rudi.
Rudi mengatakan saat ini Mittal masih melakukan pengkajian sumber bahan baku. Ia bilang, untuk menghasilkan produk baja yang baik dibutuhkan bahan baku bijih besi dengan kadar fero yang tinggi. Selain itu juga dibutuhkan batubara dengan tingkat kalori yang tinggi.
"Ini yang dikaji kembali apakah memungkinkan untuk mendapatkan bahan baku dengan kualitas tinggi," jelasnya. Saat ini, Mittal sedang melakukan pengkajian untuk mencari sumber bahan baku di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Sedangkan untuk pemilihan lokasi, salah satu hal yang dipertimbangkan adalah lokasi yang memungkinkan untuk dibangun pelabuhan yang bisa masuk kapal dengan tonase besar. Sehingga, dibutuhkan laut dengan kedalaman minimal 16 meter. "Alternatifnya adalah di Teluk Banten, Anyer atau Serang," ujarnya.
Rudi mengakui studi kelayakan ini memang memakan waktu cukup lama. Sebab, Mittal benar-benar melakukan pengkajian dengan matang sehingga nantinya bisa memproduksi baja yang tercapai tingkat keekonomiannya. "Jangan sampai nantinya produk yang dihasilkan menjadi mahal," jelasnya.
Meski belum menentukan dengan jelas jenis produk baja yang akan dihasilkan, tapi kemungkinan akan membuat produk baja lembaran. Selama ini kebutuhan baja di Indonesia sebesar 10 juta ton per tahun. Sementara industri baja nasional yang ada saat ini baru bisa memenuhi sekitar 6 juta ton per tahun. Dus, nantinya perusahaan patungan antara Mittal dan BGD ini akan mengisi sisa kebutuhan baja yang belum terpenuhi sekitar 4 juta ton.
Seperti diketahui, produsen baja terbesar di dunia ArcelorMittal berencana mendirikan pabrik baja di Indonesia. Mittal akan mendirikan pabrik baja di Serang, Banten dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun. Nilai investasi yang akan digelontorkan untuk proyek ini sekitar US$ 5 miliar. Dalam investasi ini, Mittal akan menggandeng perusahaan milik pemerintah daerah Banten yaitu Banten Global Development (BGD) sebagai mitranya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News