kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerapan Energi Hijau di Industri Peternakan demi Pertumbuhan Keberlanjutan


Selasa, 27 September 2022 / 18:32 WIB
Penerapan Energi Hijau di Industri Peternakan demi Pertumbuhan Keberlanjutan
ILUSTRASI. Kontan - Widodo Makmur Perkasa Kilas Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Global Economics Forecast Report 2021 dari ICAEW dan Oxford Economics melaporkan temuan menarik mengenai ekonomi hijau. Dua lembaga ekonomi itu menjelaskan, inovasi teknologi jadi salah satu faktor pendorong ekonomi hijau di Asia Tenggara. Laporan itu juga menyebutkan, peluang bisnis akan mengarah pada upaya mengatasi dampak perubahan iklim. Peluang ini tentunya patut disambut positif untuk keberlanjutan masa depan pasca COVID-19.

Menurut laporan tersebut, keberlanjutan dapat terlaksana lebih cepat pada industri pertanian dan peternakan yang mendominasi di Asia Tenggara. Dua industri itu mampu menjalankan ekonomi hijau bila mendapat dukungan investasi dan mempercepat inovasi teknologi.

"Untuk ekonomi Asia Tenggara yang lebih bergantung pada industri pertanian dan peternakan, kemajuan yang lebih lambat dalam memperkenalkan dan adopsi energi terbarukan dapat menjadi tantangan nyata bagi pertumbuhan PDB mereka dalam jangka panjang," demikian dinyatakan dalam dokumen itu.

Laporan itu sejalan dengan pernyataan Thomas Lembong dari Komite Investasi Jakarta yang menganggap investasi hijau adalah proyek jangka panjang dan mampu menjadi penyelamat ekonomi Indonesia. Ia mencontohkan investasi dan inovasi start up Indonesia yang mampu mengolah sampah dengan inovasi teknologi.

Inovasi itu, menurut Thomas, mampu mengurangi emisi dan diharapkan bisa meningkatkan produktivitas industri peternakan dan pertanian. “Selain buat lingkungan, ini juga bisa menjadi solusi bagi krisis pangan dan krisis energi yang sedang kita hadapi saat ini,” kata Thomas kepada Kontan.co.id, Juni lalu dalam sebuah seminar ekonomi dan bisnis.

Pengembangan energi terbarukan

Pelaku industri pun menyadari pentingnya pengembangan industri hijau sebagai bagian dari rencana pertumbuhan jangka panjang. Kini makin banyak perusahaan yang menerapkan energi hijau, salah satunya PT Widodo Makmur Perkasa, Tbk (WMPP). Emiten industri poultry dan meat processing ini sedang mengembangkan Bio-CNG (Compressed Natural Gas) sebagai bagian pemanfaatan energi terbarukan oleh perusahaan.

Chief Operating Officer (COO) PT Widodo Makmur Perkasa, Tbk, Mega Nurfitriyana menjelaskan, Bio-CNG digunakan sebagai bahan bakar untuk kegiatan operasional di lingkungan usaha milik WMPP.

Dalam prosesnya, lanjut Mega, sisa materi Bio-CNG yang berupa bahan organik sludge (lumpur) digunakan kembali sebagai pupuk organik dan bahan pembuatan biopelet. Selain bermanfaat bagi unsur hara tanah, biopelet diharapkan dapat menjadi sumber energi terbarukan pengganti batubara.

“Saat ini, riset biopelet masih terus berjalan. Semua inisiatif tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi mencegah efek rumah kaca dunia dalam jangka panjang,” kata Mega.

Pemanfaatan panel surya

Dukungan WMPP terhadap penggunaan energi hijau juga terlihat dari pemanfaatan panel surya di lingkungan perusahaan. Mega memaparkan, dengan inovasi itu diharapkan WMPP dapat mengefisiensi energi lebih dari yang diharapkan sebelumnya, yaitu 20%.

“Perusahaan percaya bahwa tingkat efisiensi dari pemanfaatan energi terbarukan bisa melampaui target yang telah direncanakan. Selain itu, praktik keberlanjutan (sustainability) ini juga akan mendatangkan manfaat bisnis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” kata wanita yang menyandang gelar master dari Lancaster University, England tersebut.

Dengan beberapa pengembangan dan penerapan energi hijau, Mega berharap WMPP dapat terus berkontribusi bagi lingkungan dan ekonomi. Terlebih pemanfaatan energi hijau juga sejalan dengan program pemerintah untuk menjaga lingkungan.

“Perusahaan juga perlu mendapatkan dukungan dan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan terkait, agar praktik ekonomi sirkular yang sejalan dengan ekonomi hijau dapat berjalan dengan baik,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×