kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Penerapan new normal dapat menjadi katalis positif bagi pengusaha makanan minuman


Jumat, 29 Mei 2020 / 16:00 WIB
Penerapan new normal dapat menjadi katalis positif bagi pengusaha makanan minuman
ILUSTRASI. Warga berbelanja di sebuah Pasar Swalayan. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) optimistis penerapan new normal bisa mempercepat implementasi industri 4.0 di industri makanan dan minuman. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman menjelaskan dengan kondisi new normal di industri, diperkirakan penerapan industry 4.0 semakin cepat dan dibutuhkan. Pasalnya, saat ini sudah ada pabrikan mamin yang tingkat utilisasinya turun sampai 50% karena Corona. 

Baca Juga: Utamakan efisiensi, COCO masih optimistis untuk meraih pertumbuhan 5%-10%

"Saat ini ada ketentuan jaga jarak misalnya minimal 1,2 meter dan kontak antar manusia  dibatasi (physical distancing) sehingga mau tidak mau harus menerapkan automation dan robotic. People to Machine interface semakin dibutuhkan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (29/5). 

Adhi menegaskan kalau otomasi tidak dilaksanakan, kapasitas akan turun karena jaga jarak pasti membutuhkan area kerja yang lebih luas."Ini yang sulit dilakukan," kata Adhi. 

Baca Juga: Jadi penopang saat pandemi corona, bank justru akan mengerem ekspansi kredit valas

Namun sayang, penerapan industri 4.0 pasca-Corona memang tidak menjamin mampu menyerap banyak tenaga kerja. "Memang pilihan sulit tapi dengan new normal mau tidak mau harus ke arah industri 4.0 diharapkan pekerja bisa meningkatkan kompetensinya," kata Adhi.

Adapun mengenai implementasi otomasi di pabrikan mamin, Adhi mengakui belum ada data yang memadai sehingga belum bisa memerinci datanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×