kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Penetrasi e-commerce kian dalam di pasar ritel, Tokopedia jadi juaranya


Jumat, 10 September 2021 / 20:57 WIB
Penetrasi e-commerce kian dalam di pasar ritel, Tokopedia jadi juaranya
ILUSTRASI. TOKOPEDIA. KONTAN/Baihaki/19/6/2019


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) Bima Laga juga melihat, meningkatnya GMV pada platform e-commerce tak lain sebagai imbas dari melonjaknya transaksi digital selama masa pandemi. Dilihat dari sisi pola konsumsi, sebelum pandemi masyarakat masih cenderung berbelanja secara online pada produk-produk sekunder.

Namun ketika pandemi, masyarakat ramai membeli barang-barang sehari-hari termasuk produk bahan pokok melalui e-commerce. Kondisi ini juga dialami oleh negara-negara lainnya. Hanya saja, dengan potensi pasar digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, pertumbuhan transaksi e-commerce di Indonesia jauh lebih terasa.

"Misalkan dipukul rata, setiap negara ada kenaikan 50%, maka 50%-nya di Indonesia kan angkanya lebih luar biasa. Indonesia keuntungannya punya pasar digital yang sangat besar," kata Bima.

Menurut Bima, sebenarnya kenaikan transaksi di e-commerce tidak hanya terjadi pada Tokopedia atau Shopee saja, tapi juga dirasakan oleh e-commerce atau paltform marketplace lainnya. idEA, sambung Bima, menyambut baik kondisi ini, lantaran menandakan kepercayaan masyarakat untuk berbelanja secara online semakin tinggi.

"Kami bangga, berarti masyarakat semakin mempercayai platform digital. Ini juga membuktikan Indonesia punya pasar digital yang potensial," ucap Bima.

Adapun, salah satu cara e-commerce untuk menumbuhkan transaksi dan mengakuisisi pelanggan baru antara lain melalui program promosi seperti festival tanggal kembar. Misalnya di promo 9.9 pada 9 September kemarin. Menurut Bima, program tersebut cukup efektif untuk mendongkrak transaksi e-commerce.

Meski begitu, tak semua e-commerce mengandalkan ajang tanggal kembar tersebut sebagai media promosi untuk menarik minat pembeli. Tokopedia, misalnya, memiliki program promo rutin, seperti festival belanja bulanan "Waktu Indonesia Belanja (WIB)" setiap tanggal 25 sampai akhir bulan. 

External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengungkapkan, hal itu sebagai upaya untuk menjaga kelangsungan bisnis para penjual khususnya pegiat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal. Sekaligus mendorong pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi.

Adapun mengenai nilai transaksi Tokopedia, Ekhel masih enggan membuka secara rinci berapa GMV Tokopedia saat ini. "Yang bisa kami sampaikan bahwa setiap pencapaian Tokopedia tidak terlepas dari upaya kolaborasi yang konsisten Tokopedia lakukan dengan para mitra strategis. Mulai dari penjual, pembeli, pemerintah, mitra logistik, mitra perbankan hingga mitra strategis lainnya," kata Ekhel kepada Kontan.co.id, Jum'at (10/9).

Dia mengungkapkan, dari 11 juta masyarakat yang tergabung di Tokopedia, hampir 100% merupakan UMKM, bahkan 94% merupakan penjual berskala ultra mikro. Dilihat dari jumlah barang, ada lebih dari 550 juta produk yang dipasarkan di Tokopedia.

Saat ini, Tokopedia memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan, dan tersebar di 99% kecamatan di Indonesia. "Di sisi lain, pencapaian ini menjadi motivasi Tokopedia untuk lebih gencar berkolaborasi dengan mitra strategis, demi mengakselerasi adopsi digital bagi sebanyak-banyaknya pegiat usaha, khususnya UMKM lokal, agar mereka bisa mempertahankan bisnis di tengah pandemi dan selalu relevan dengan perkembangan era," sebut Ekhel.

Mengenai rencana ekspansi, Ekhel mengatakan bahwa Tokopedia akan terus berkomitmen untuk menggerakkan perekonomian dalam negeri. Dengan kata lain, Tokopedia masih fokus untuk mengembangkan usahanya di Indonesia.

"Hal ini ingin kami capai dengan terus memberikan dukungan untuk para pelaku usaha di Indonesia agar dapat mengembangkan usahanya, walaupun di tengah pandemi. Saat ini, Tokopedia hanya menerima penjual asal Indonesia dan memfasilitasi transaksi dari Indonesia untuk Indonesia," pungkas Ekhel.

Selanjutnya: Melihat peluang bisnis baru, BRI (BBRI) gandeng Traveloka garap bisnis paylater

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×