kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengamat: Konsumsi BBM Ron rendah sudah ketinggalan zaman


Jumat, 19 Juni 2020 / 06:12 WIB
Pengamat: Konsumsi BBM Ron rendah sudah ketinggalan zaman
ILUSTRASI. Persediaan BBM New Normal: Petugas mengisi bahan bakar untuk mobil pelanggan di SPBU Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (15/6). PErtamina memastikan pasokan BBM aman selama 21 hari atau di atas ketahanan stok nasional. Per awal juni 2020 konsumsi BBM me


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bahan bakar minyak (BBM) research octane number (RON) rendah seperti Premium, dinilai sudah tidak sesuai perkembangan zaman apalagi kendaraan bermotor, baik roda dua, maupun roda empat saat ini mayoritas sudah menggunakan teknologi terbaru yang mengharuskan konsumsi BBM dengan RON tinggi, minimal RON 92, seperti Pertamax.

BBM RON rendah juga lebih boros dan berdampak negatif pada mesin.  Apalagi mayoritas negara di dunia sudah tidak ada yang menjual BBM Ron 88 seperti premium. 

Mesin kendaraan berrmotor keluaran terbaru, memang tidak diperuntukkan bagi BBM RON rendah seperti Premium. Jika dipaksakan, maka akan memunculkan banyak masalah. Karena pembakaran tidak sempurna, maka mesin akan menjadi mengelitik, tenaga berkurang, dan membuat mesin tidak awet.  

Baca Juga: Perhatian, BBM Premium dan Pertalite masih tersedia di SPBU, tidak dihapus!

Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menilai, untuk mendorong konsumsi BBM RON tinggi, penjualan premium sudah seharusnya mulai dibatasi.

Hanya saja, harus diakui ada tantangan lain, sisi konsumsi solar subsidi, karena banyak kendaraan yang angkutan yang digunakan, di mana dampaknya kalau tidak ada solar subsidi bisa berakibat naiknya ongkos transportasi dan harga barang bisa naik juga.

Namun ia yakin, pemerintah punya skema terbaik mendorong kendaraan angkutan menggunakan BBM dengan kualitas bagus. Bahkan, agar konsumsi BBM RON tinggi seperti Pertamax bisa lebih tinggi, pemerintah disarankan mendorong masyarakat untuk beralih ke Pertamax series.

Selain itu, menyediakan bahan bakar dengan kualitas yang lebih baik dengan harga yang lebih murah. Misalnya RON 92 seharga RON 88 atau RON 90. 

“Pemerintah bisa membuat standar bahan bakar yang lebih baik dan segera menerapkannya, misalnya Euro IV, demikian juga membuat kebijakan fuel economy untuk kendaraan bermotor yang progresif,” kata Mamit dalam keterangannya, Rabu (18/6).

Mengenai keunggulan BBM RON tinggi seperti seri Pertamax, ibarat ‘makanan bergizi’ bagi kendaraan. Kalau BBM yang dipakai berkualitas, maka performa dan keawetan mesin juga sangat terjaga. Karena itu pula, maka tidak menjadi persoalan ketika kendaraan keluaran lama pun mempergunakan Pertamax. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×