Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Selain berdampak negatif bagi mesin kendaraan bermotor, BBM RON rendah juga berakibat buruk terhadap lingkungan hidup dan kesehatan. Karena pembakaran tidak sempurna, maka BBM RON rendah akan menghasilkan emisi sangat tinggi.
Selain itu, juga akan menghasilkan karbon monoksida dan nitrogen dioksida yang juga tinggi. Penggunaan BBM berkualitas akan mendorong penurunan emisi dan memperbaiki kualitas udara.
Bahan bakar berkualitas juga membuat sistem pembakaran mesin (engine combustion) lebih sempurna sehingga lebih irit BBM, mesin awet & mempermudah perawatan kendaraan. Kata Mamit, beban negara untuk BBM berkurang karena dana kompensasi dialihkan ke sektor/pos lain yang lebih membutuhkan sehingga menjadi lebih tepat sasaran.
Angka yang menunjukkan mutu bahan bakar serta daya tahannya untuk menahan kompresi di ruang bakar sebelum terbakar secara spontan. Angka nilai oktan terentang dari 85 -100.
Baca Juga: Wow, laba bersih Pertamina capai Rp 35,8 triliun tahun 2019
Semakin tinggi nilai oktan, semakin tinggi tekanan yang dapat diberikan terhadap bahan bakar di ruang bakar.
Pada 2018, terdapat mobil penumpang sebanyak 16.440.987, sementara sepeda motor pada 2018 tercatat mencapai 120.101.047, adapun mobil barang 7.778.544, sehingga total kendaraan 146.858.759.
Dengan banyaknya keluaran kendaraan tahun 2010 ke atas di Indonesia, seharusnya BBM yang banyak digunakan saat ini sesuai dengan teknologi kendaraannya.
Karena itu, tidak tepat jika kendaraan produksi terbaru, menggunakan BBM dengan oktan rendah, karena akan cenderung lebih banyak emisi gas rumah kaca, kemudian kurang dalam segi fuel economy, serta cenderung menghasilkan deposit yang lebih tinggi sehingga mesin tidak optimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News