kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Pengamat: Merger Smartfren (FREN) dengan XL Axiata (EXCL) Dinilai Tepat


Kamis, 16 Mei 2024 / 21:08 WIB
Pengamat: Merger Smartfren (FREN) dengan XL Axiata (EXCL) Dinilai Tepat
ILUSTRASI. Bisnis telekomunikasi menjadi kian menarik dengan mergernya PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL)


Reporter: Muhamad Aghasy Putra | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data, PT Bali Media Telekomunikasi (Sinar Mas), dan Axiata Group Berhad (Axiata) teken memorandum of understanding (MoU) yang bersifat tidak mengikat pada 15 Mei 2024. 

MoU tersebut berkaitan dengan rencana merger PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren), anak perusahaan Sinar Mas, dengan PT XL Axiata Tbk (XL), anak perusahaan Axiata.

Merespon hal ini, Heru Sutadi Pengamat Ekonomi Digital menyebutkan bahwa bisnis telekomunikasi menjadi kian menarik dengan mergernya PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Menurutnya ini sudah sejalan dengan rekomendasi pemerintah untuk bisnis telko ini baiknya untuk 3-4 pemain industri telekomunikasi seluler.

“Smartfren sudah ambil langkah tepat dengan merger ini mengingat FREN akhir akhir ini dalam kondisi kurang baik dan banyak merugi,” tutur Heru saat ditanya Kontan pada Kamis, (16/05).

Baca Juga: Analis Sebut Aksi Merger EXCL-FREN Belum Bisa Melampaui TLKM

Heru berkaca dari mergernya PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia) yang membawa mereka raih posisi kedua setelah Telkomsel. Baginya, dengan 3 pemain ini terjadi pengerucutan pemain yang membuat persaingan industri telko ini tidak terlalu ketat.

“Saya hanya mengkhawatirkan ada potensi oligopoli dan tugas regulator (pemerintah) harus memantau ketat agar persaingan bisnis industri telko ini persaingannya tetap sehat,” imbuhnya.

Lebih lanjut heru menambahkan bahwa pasar telekomunikasi emang agak beda jika dibandingkan 10-15 tahun lalu yang mana size pasar masih besar dan luas. Menurutnya, untuk menarik pengguna baru hanya ada bagi generasi baru pengguna ponsel yang sejalan dengan angka kelahiran, pertumbuhan bisnis ini tidak segagah 10-15 tahun lalu.

“Jika sekarang ini simcard yang sudah terpasang itu 353 juta sudah diatas jumlah populasi, untuk menambah pengguna baru mungkin sangat sulit jadi hanya ada persaingan kualitas dan harga di dalamnya,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×