kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pengamat: Perusahaan BUMN di Masa Depan akan Berkurang, Tapi Lebih Kompetitif


Jumat, 29 Desember 2023 / 20:09 WIB
Pengamat: Perusahaan BUMN di Masa Depan akan Berkurang, Tapi Lebih Kompetitif
ILUSTRASI. Indonesia akan punya lebih sedikit BUMN di masa depan, namun lebih kompetitif dan berdaya saing. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara resmi telah membubarkan 7 perusahaan BUMN karena dinilai tidak sudah tidak layak dari segi bisnis dan keuangan. 

Pengamat BUMN sekaligus Akademisi Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menyebutkan hal tersebut merupakan tindakan yang baik agar status BUMN-BUMN yang dianggap tidak memiliki performa lagi tidak dibiarkan menggantung terlalu lama. 

“Jadi (pembubaran) ini penting supaya status BUMN tersebut tidak menggantung. Dan pembubaran ini sebenarnya follow up saja dari keputusan menteri BUMN terkait BUMN yang sudah berhenti operasi di awal tahun ini,” jelas Toto saat dihubungi Kontan, Jumat (29/12). 

Baca Juga: Pemerintah Akan Pangkas BUMN Jadi di Bawah 40

Ia juga menambahkan bahwa sekitar 6 dari 7 BUMN yang telah resmi dibubarkan ini sejatinya sudah berhenti operasi sejak belasan tahun lalu, misal Kertas Kraft Aceh . 

“Satu-satunya BUMN yang dilikuidasi saat masih beroperasi adalah Istaka Karya,” tambahnya. 

Toto menambahkan, seharusnya langkah ini juga menjadi pengingat bagi BUMN-BUMN lainnya yang merasa tidak punya prospek dan punya tingkat kesehatan keuangan yang buruk. 

“Maka pilihan likuidasi bisa menjadi alternatif oleh pemerintah. Hal ini karena keterbatasan anggaran pemerintah, sehingga alokasi PMN harus sangat selektif,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa posisi ideal BUMN adalah produk atau jasanya yang kompetitif dan dibutuhkan publik. Sementara tingkat kesehatan finansialnya juga harus relatif baik. 

“Pemerintah berkeinginan hanya punya sekitar 40-45 BUMN di target ideal. Sebagian BUMN juga sudah berubah status menjadi anak BUMN karena restrukturisasi seperti pembentukan holding BUMN, proses merger dan lain-lain,” jelasnya. 

Baca Juga: 7 Perusahaan BUMN Dibubarkan, Begini Nasib Karyawannya

Kemudian saat ditanya apakah dimasa depan akan ada lagi BUMN yang dibubarkan, mengingat jika merujuk pada data  PT Perusahaan Pengelola Aset (PT PPA) masih ada sekitar 15 perusahaan BUMN yang menjadi pasien mereka dan masih dalam proses penyembuhan, Toto mengatakan kemungkinan besar pemangkasan akan terjadi namun juga menyesuaikan kebutuhan. 

“Menurut saya, tergantung kebutuhan di masa depan. Mungkin Indonesia akan punya lebih sedikit BUMN di masa depan, namun lebih kompetitif dan berdaya saing,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×