Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
SURABAYA. Tak hanya hunian, pusat belanja, atau perkantoran, namun pengembang juga semakin terpacu membangun rumah sakit. Beberapa nama besar pengembang di antaranya Lippo Karawaci, Ciputra Group, Sinar Mas Land Group, dan Intiland Development, sudah memiliki portofolio rumah sakit.
Para pengembang tersebut membangun Siloam Hospital, Ciputra Hospital, Eka Hospital, dan National Hospital. Ratusan miliar rupiah merek gelontorkan untuk terjun di sektor bisnis dan industri kesehatan ini. Nah, apa menariknya membangun dan mengoperasikan rumah sakit?
Menurut CEO PT Surabaya Jasa Medika, sayap bisnis PT Intiland Development Tbk di sektor kesehatan, Rudy Surjanto menjelaskan bahwa paradigma masyarakat mengenai rumah sakit telah berubah. Rumah sakit bukan lagi untuk sekadar memenuhi kebutuhan kesehatan, melainkan juga pemenuhan kebutuhan kebugaran, kecantikan, sekaligus gaya hidup.
"Oleh karena itu, rumah sakit yang dibangun pun harus memenuhi semua unsur itu. Ada ruang bedah, ada ruang rawat inap, ada juga ruang komersial seperti klinik kecantikan, kafe, dan resto," ujar Rudy kepada Kompas.com, Rabu (5/11) kemarin.
Wakil Presiden Direktur dan COO PT Intiland Development Tbk, Sinarto Dharmawan menambahkan, orang yang masuk ke rumah sakit ingin sembuh dan terlihat cantik serta bugar setelah memeriksakan kesehatannya.
"National Hospital Surabaya merupakan rumah sakit bertaraf internasional yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit modern bagi masyarakat Surabaya, khususnya yang tinggal di kawasan Surabaya Barat," kata Sinarto.
Dibangun di lahan seluas 8.530 meter persegi dengan bangunan utama 10 lantai, termasuk dua lantai basement serta Annex Building setinggi 5 lantai, rumah sakit ini memiliki total luas bangunan sekurang-kurangnya mencapai 32.000 meter persegi. Dari sisi desain bangunan, National Hospital mengedepankan konsep bangunan hijau yang ramah lingkungan dan hemat energi. "Desain interiornya juga mengacu pada rancangan khusus untuk mempermudah penggunaan dan mengutamakan keselamatan pasien," imbuh dia.
Guna mewujudkan konsep tersebut, lanjut dia, pihaknya menggandeng Prof Tay Keng Soon dari Singapura dan bekerjasama dengan Forum Architect Singapore sebagai desainer arsitektur. Tay Keng Soon merupakan arsitek dari KK Hospital, salah satu rumah sakit di Singapura.
Sebagai contoh, untuk ruangan suite, super VIP dan VIP, rumah sakit ini menerapkan ambience lighting. Penggunaan teknologi ini akan membuat pencahayaan kamar secara otomatis mengikuti circadian rhythm sesuai waktu biologis manusia. "Seluruh lampu pemeriksaan di ruang rawat inap didesain sedemikian rupa agar tidak membuat pasien menjadi silau," jelas Sinarto.
Intiland mengalokasikan dana senilai Rp 450 miliar untuk membangun National Hospital. Selama tahun pertama operasionalnya mereka membukukan pendapatan Rp 100 miliar. Tahun ini mereka menargetkan sekitar Rp 200 miliar.
Ciputra dan Lippo Cikarang
Sementara itu, Ciputra Group melalui PT Ciputra Mitra Medika, saat ini tengah membangun rumah sakit ketiganya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yakni Ciputra Mitra Hospital.
Head of Marketing Department Head Citra Land Banjarmasin, Rudy Andreas, mengatakan Ciputra Mitra Hospital merupakan salah satu fasilitas utama di dalam kawasan perumahan Citra Land Banjarmasin. Pembangunan rumah sakit itu sendiri menelan investasi Rp 250 miliar yang mencakup 205 tempat tidur (bed).
Rudy menuturkan, fasilitas kesehatan ini merupakan rumah sakit tipe B atau kategori rumah sakit swasta paling tinggi, dengan persyaratan cukup ketat. Dibangun di atas lahan 1,5 hektar, bangunan rumah sakit tersebut terdiri dari dua tower yang akan dibangun secara bertahap seiring kebutuhan masyarakat.
Tahap pertama akan dibangun satu tower terdiri dari lower ground dan enam lantai. Adapun menara kedua dirancang untuk kantor pelayanan dengan total luas bangunan 15.880 meter persegi.
Selain didesain dengan konsep modern, Ciputra Mitra Hospital disiapkan sebagai gedung ramah lingkungan dan hemat energi. Rencananya, Ciputra Mitra Hospital dibuka untuk umum pada Oktober 2015.
"Di dalam rumah sakit ada 35 ruang poliklinik untuk pasien rawat jalan, Unit Gawat Darurat dengan total kapasitas 12 tempat tidur, tiga kamar bedah, ruang medical check up, ruang radiologi yang lengkap, fisioterapi, Intensive Care baik untuk dewasa, anak, maupun bayi, juga dokter spesialis yang dibutuhkan," kata Rudy.
Adapun PT Lippo Karawaci Tbk bersiap memulai pembangunan rumah sakit internasional Siloam (Siloam Hospital), di Bandung, Jawa Barat. Peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan rumah sakit itu dilakukan pada September silam.
Pendiri of Siloam Hospitals Group, James T Riady, Senin (29/9) silam, mengatakan Siloam Hospital Bandung merupakan rumah sakit yang ke-22 yang dibangun oleh Lippo. Total investasinya untuk pembangunan dan peralatan pendukungnya senilai Rp 400 miliar.
James mengatakan, rumah sakit setinggi 8 lantai itu akan menjadi bagian penting dari pengembangan mix-used development senilai Rp 680 miliar berketinggian 15 lantai. Lokasinya di atas lahan seluas 3.753 meter persegi di pusat kota Bandung.
"Kami sangat mengharapkan bisa mentransformasi pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat di kota ini, dan ke depannya bisa menjadi salah satu pelopor terbentuknya wisata kesehatan," kata James. (Hilda B Alexander)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News