Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pengembang asing masih berbondong-bondong datang ke Indonesia, termasuk PT The One Partners dari Korea Selatan. Mereka membangun proyek perdana berupa villa hotel (villatel) Royal Tulip Resort & Spa di Lombok.
Menurut Chief Executive Officer (CEO) The One Partners Eric Kim, perusahaannya memilih Lombok karena Bali sudah terlalu padat dan ramai, sedangkan kunjungan wisatawan ke Lombok masih berpotensi terus meningkat. Menurut catatan perusahaan, jumlah wisatawan rata-rata meningkat 20% saban tahunnya.
Kondisi itu membuat tingkat okupansi hotel dan vila selalu stabil di atas 50%. Hotel dan villa yang berbintang lima malah bisa lebih tinggi lagi yaitu 70%-80%.
Apalagi pemerintah juga sudah menyiapkan dana untuk mengembangkan infrastruktur Lombok. "Bandara internasional Lombok kini memiliki penerbangan langsung dari Singapura dan Australia. Sebentar lagi juga akan ada penerbangan langsung dari Hong Kong," kata Eric di Jakarta, Selasa (28/4).
Makanya, The One Partners percaya diri membangun Royal Tulip Resort & Spa yang sekelas hotel bintang lima. Perusahaan juga sudah menunjuk operator hotel dari Perancis, Louvre Hotel Group sebagai operator.
Royal Tulip Resort & Spa sendiri menawarkan 61 unit villa yang berdiri di atas lahan seluas lebih dari 20 hektare (ha). Lokasinya berada di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika yang merupakan proyek pemerintah.
Dengan target pasar investor menengah atas, Royal Tulip Resort & Spa memasang harga per unitnya mulai dari US$ 375.000. Villatel juga menjanjikan return guarantee 40% untuk lima tahun. "Sebanyak 10 unit sudah dipesan oleh investor dari China," ujar Kim Min Sung, Wakil Presiden Direktur The One Partners.
The One Partners sudah mulai membangun Royal Tulip Resort & Spa Februari 2015 lalu. Perusahaan menanam investasi senilai Rp 250 miliar untuk villa yang ditargetkan beroperasi akhir tahun depan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News