Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, sejumlah pengembang properti gencar meluncurkan proyek-proyek apartemen untuk menyasar segmen menengah ke atas. Pertimbangan mereka, ada peluang terbentuknya central business district (CBD) di kawasan baru seperti di TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Hanya saja ekspansi pengembang ini malah bertolak belakang dengan hasil penelitian Colliers International. Lembaga riset ini melihat pasokan apartemen di Ibukota sudah berlebih. "Dengan selesainya proyek delapan apartemen baru sebanyak 3.181 unit, tingkat ketersediaan apartemen di Jakarta meningkat hingga 4,6% secara tahunan atau mencapai 184.293 unit," sebut Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers International dalam risetnya, belum lama ini.
Senior Director Office Services Colliers Bagus Adikusumo, menambahkan, kondisi over supply sejatinya sudah lama. Ia menilai kelebihan suplai ini tidak terlalu berpengaruh besar terhadap rencana pengembang untuk membangun apartemen anyar.
Maklum, banyak pekerja di pusat kota namun tinggal di pinggir kota. "Pengembang membidik kebutuhan pekerja yang tempat tinggalnya jauh dari rumah ini," kata Bagus saat dihubungi KONTAN, Minggu (18/2).
Wibowo Muljono, Direktur Utama PT Astra Land Indonesia melihat, banyaknya gedung perkantoran dan perusahaan multinasional maupun internasional di kawasan TB Simatupang menjadi sinyal positif adanya kebutuhan terhadap hunian bagi segmen menengah ke atas. Apalagi banyak perusahaan di kawasan tersebut yang belum diimbangi oleh ketersediaan hunian memadai.
Sebagai gambaran, Astra Land belum lama ini juga merilis proyek apartemen terbarunya Arumaya. "Kami ingin mengkapitalisasi ketimpangan supply and demand," ungkapnya.
Nugrahadi Darmawan, Presiden Direktur PT Grage Trimitra Usaha sepakat, kelebihan pasokan tak menyumbat permintaan yang tinggi. "Ke depan, daerah Simatupang akan menjadi daerah yang sangat berkembang atau the next Sudirman," klaimnya. Saat ini, Grage Trimitra sedang menyelesaikan pembangunan apartemen The Izzara di TB Simatupang.
Setali tiga uang dengan Harun Hajadi Direktur PT Ciputra Development Tbk, menyebut fokus para pengembang properti memang saat ini ada di Jakarta. Maklum, kota-kota di luar Jawa belum siap untuk menerima pengembangan proyek highrise seperti apartemen dan perkantoran.
Selain itu, harga tanah di daerah relatif masih murah sehingga kebutuhan gedung jangkung belum mendesak.
Meski perusahaan berkode saham CTRA di Bursa Efek Indonesia ini tengah memprioritaskan pegembangan landed house, mereka melihat ada prospek pengembangan proyek highrise di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar.
CTRA punya salah satu proyek highrise seperti Ciputra International di Puri Indah, Jakarta Barat. Proyek mixed use ini meliputi gedung-gedung perkantoran, hunian, hotel, dan kawasan ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News