Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
"Sawah bisa berkelanjutan jika kandungan bahan organiknya cukup, bahan organik penting bagi produktivitas tanah. Bagaikan bangunan, bahan organik tanah menentukan kesuburan, dan akhirnya akan menentukan pendapatan petani. Kalau bahan organiknya rendah maka bangunan besar ini akan roboh,” ungkap Suntoro.
Pakar pertanian Husein Sawit menambahkan bahwa ada 3 hal yang perlu ditekankan dalam pengembangan beras berkelanjutan, pertama mengenai platform yang kaitannya dengan kriteria dan standard.
Baca Juga: Kemendag lepas ekspor 1 juta liter Reduktan Herbisida ke Malaysia
Kedua mengenai kemitraan, pada kesempatan ini Husein Sawit mengungkapkan, “kemitraan itu bisa terwujud kalau saling menguntungkan, tapi biasanya penggilingan kecil akan curiga kalau kemitraan itu dengan korporasi besar. Nah di sinilah peran Pemerintah Daerah,” ucapnya.
Ketiga adalah mengenai keberlanjutan, Husein menyampaikan bahwasanya belum ada target yang terukur tentang keberlanjutan dalam sektor perberasan, sehingga perlu ada kolaborasi yang lebih dalam antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
Dalam FGD ini para pakar dan akademisi sependapat bahwa perlunya kolaborasi dan kebijakan perberasan ke arah yang lebih berkelanjutan yang kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan para petani di Indonesia menjadi hal penting dalam pengembangan beras berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News