kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembangan Kualanamu akan jadi mesin penggerak ekonomi Pulau Sumatera


Senin, 13 Desember 2021 / 22:21 WIB
Pengembangan Kualanamu akan jadi mesin penggerak ekonomi Pulau Sumatera
ILUSTRASI. Suasana Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (3/12/2021).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan Bandara Kualanamu yang dilakukan  PT Angkasa Pura II dan GMR Airports (operator bandara yang sebagian sahamnya dimiliki Aeroports De Paris)  dinilai bakal mendorong Sumatera Utara menjadi mesin utama penggerak ekonomi di Pulau Sumatera.

Kemitraan strategis ini akan menjadikan bandara Kualanamu sebagai hub di Asia Tenggara yang mengcover Asia Selatan dan Kawasan Indo-China, sehingga berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat dari sisi peningkatan lapangan kerja di Sumatera Utara.

Sebab untuk menjadi bandara hub diperlukan fasilitas-fasilitas pendukung seperti MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul), peningkatan aktivitas ground handling, kargo, lounge, commercial area, dan lain-lain.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec mengatakan, kemitraan ini memiliki efek berganda yang besar sehingga berpotensi menaikkan mengangkat ekonomi daerah.

"Dampaknya akan positif bagi ekonomi Sumatra Utara, terutama pariwisata. Dibandingkan dengan Singapura misalnya, yang berkelas internasional, maka potensi yang kita miliki itu besar. Dengan kerja sama ini maka Sumatera Utara terekspos ke luar negeri sehingga akan banyak datang wisatawan asing yang akan datang. Dan itu kan yang kita harapkan," kata Wahyu dalam keterangannya (13/12).

Baca Juga: AP II gandeng GMR Airports untuk kembangkan Bandara Kualanamu, ini kata pengamat

Letak Bandara Kualanamu yang cukup dekat dengan Medan, juga menjadi daya tarik bagi para pelancong dan calon investor untuk mengembangkan pusat ekonomi di kawasan tersebut. Hal ini dapat menjadikan Medan sebagai kota berkelas internasional yang mampu bersaing dengan Kuala Lumpur dan Singapura.

Menurutnya, Sumatera Utara jika dikelola dengan sangat baik pasti akan menjadi salah satu daerah yang maju, apalagi sudah ada fasilitas yang diberikan negara seperti pembangunan infrastruktur.

“Jadi harus benar-benar dimanfaatkan. Terlebih, ujung utara Pulau Sumatra itu telah ditetapkan sebagai destinasi prioritas nasional, khususnya kawasan Danau Toba yang kini telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG),” jelasnya.

Ario menilai, selain memacu lalu lintas wisatawan baik asing maupun domestik, kemitraan ini juga akan mengerek investasi di Sumatra Utara. Hal ini pun akan makin meningkatkan produk domestik regional bruto (PDRB).

Baca Juga: Bandara Kualanamu disebut berpeluang saingi Bandara Changi dan KLIA

"Investasi itu masuknya dari perjalanan atau traveling. Jadi dengan Bandara Kualanamu jadi internasional hub akan mendatangkan investasi masuk ke wilayah Sumatra Utara karena potensi yang besar," ujarnya.

Ario menambahkan, terpacunya investasi dan pariwisata akan mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kemitraan Angkasa Pura II bersama GMR Consortium terbentuk melalui perusahaan patungan bernama PT Angkasa Pura Aviasi, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Angkasa Pura II sebesar 51%.

Angkasa Pura Aviasi akan mengoperasikan Bandara Kualanamu dengan pola kemitraan strategis selama 25 tahun senilai US$6 Miliar melalui skema BOT (build-operate-transfer), di mana pada akhir kerjasama seluruh aset akan diserahterimakan kembali kepada Angkasa Pura II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×