kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembangan Rokok Tanpa Asap dari Sampoerna (HMSP) Didukung Pemerintah


Kamis, 12 Januari 2023 / 18:19 WIB
Pengembangan Rokok Tanpa Asap dari Sampoerna (HMSP) Didukung Pemerintah
ILUSTRASI. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) meresmikan fasilitas produksi dan pelepasan ekspor perdana produk tembakau inovatif bebas asap bagi IQOS dengan merek HEETS pada Kamis (12/1) di Karawang, Jawa Barat.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - KARAWANG. Langkah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mengembangkan dan mengekspor produk tembakau tanpa asap mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan investasi dan pengembangan ini memiliki efek riil di sektor industri.

"Produk tembakau tanpa asap yang dilepas oleh Sampoerna ke Malaysia dan 43 negara ini penting. Kami ingin industri-industri seperti ini. Investasi dilakukan di Indonesia dan berorientasi ekspor," ujarnya saat ditemui dalam acara peresmian ekspor produk tanpa asap HMSP di Karawang, Jawa Barat, Kamis (12/1).

Baca Juga: Sampoerna (HSMP) Resmikan Pabrik Produk Tembakau Inovatif Bebas Asap

Sebagai informasi, HMSP, emiten yang berafiliasi dengan Phillips Morris International resmi melepas ekspor perdana produk tembakau tanpa asap atau bebas asap. Pengembangan produk nikotin  elektronik ini merupakan hasil dari investasi Sampoerna senilai US$ 166 juta.

Ekspor perdana tersebut dilepas oleh Menteri Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, secara virtual, Kamis (12/1). Airlangga berharap investasi Sampoerna ke depannya dapat memberikan dampak yang positif bagi usaha mikro kecil menengah atau UMKM.

Lebih jauh, Susiwijono mengatakan bahwa bentuk investasi ini merupakan hal yang ingin digalakkan sebagai salah satu strategi di industri manufaktur. Ia mengatakan, pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 17,8% didapatkan dari sektor manufaktur sendiri. Kontribusi dari industri tembakau juga dinilai cukup besar yakni sebesar 0,66% dari total PDB.

Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika menambahkan industri hasil tembakau memiliki kontribusi positif pada ekonomi nasional. Salah satunya melalui peningkatan ekspor produk hasil tembakau. 

"Kami mengapresiasi HMSP telah berkomitmen merealisasi investasi sebesar US$ 166,1 juta untuk produk inovatif ini dengan kapasitas Rp 15,45 miliar batang per tahun," ujar Putu.

Dia mengatakan, ekspor tersebut berhasil melibatkan kurang lebih 500 pekerja terampil yang didukung oleh fasilitas penelitian dan pengembangan.

Baca Juga: Tarif Cukai Menekan Laba, HMSP Atur Strategi

Selain itu, Putu mengatakan bahwa industri hasil tembakau mempunyai peran yang penting di dalam peningkatan ekonomi Indonesia. Industri tembakau selama ini telah mampu bersaing dan bertahan serta berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja

Industri produk IHT juga telah berkontribusi terhadap ekspor yang mencapai US$ 934,05 juta dolar. Sebanyak  8,4% di antaranya berasal dari produk hasil pengolahan tembakau lainnya dan rokok elektrik. 

"Jadi selain rokok konvensional ini, ada dua jenis rokok HPTL dan ETL juga mulai banyak berkembang di Indonesia. Saat ini terdapat lebih dari 300 industri dan 150 produsen alat dan aksesoris dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja 50 ribu orang," ujarnya.

Sementara itu, hingga akhir kuartal III 2022, HMSP mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,9 triliun atau turun 11,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

Pada paparan publik yang berlangsung November 2022 lalu, Presiden Direktur HMSP Vassilis Gkatzelis mengatakan bahwa penurunan laba bersih perusahaan disebabkan karena perseroan tidak dapat meneruskan sepenuhnya beban cukai yang meningkat kepada konsumen. 

Dia mengatakan bahwa perusahaan tengah menghadapi dinamika yang sangat menantang, utamanya didorong oleh kenaikan cukai yang tinggi dan jauh di atas angka inflasi, serta membesarnya jarak tarif cukai antar golongan.

 

Faktor?faktor tersebut, juga didorong dengan melemahnya daya beli perokok dewasa sebagai dampak dari pandemi, sehingga menyebabkan percepatan tren downtrading di mana perokok dewasa beralih ke produk dengan cukai dan harga yang lebih rendah. 

“Profitabilitas Sampoerna telah menunjukkan  indikasi kestabilan dan mengalami pemulihan secara bertahap, meskipun secara keseluruhan masih di bawah masa sebelum pandemi,” ujar Vassilis. 

Menurut laporan resmi perusahaan, sepanjang Januari - September 2022 HMSP telah menjual sekitar 65,6 miliar batang rokok. Selama periode tersebut ada 4 merek rokok yang menyumbang volume penjualan terbesar, yakni Sampoerna A Mild, Dji Sam Soe, Marlboro, dan Dji Sam Soe Magnum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×