Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tiga nama calon Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang akan menggantikan Karen Agustiawan dikabarkan berasal dari internal dan eksternal. Calon dari internal, yang santer disebut adalah Direktur Pemasaran dan Niaga Hanung Badya dan Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto.
Belum juga diusulkan, namun nama-nama tersebut sudah menuai protes. Salah satunya dari Arief Rahman, Direktur Eksekutif Institut Proklamasi.
Arief menilai, meski punya rekam jejak panjang di Pertamina, keduanya dinilai akan mudah diintervensi dari pihak luar. Bahkan ada sejumlah kabar yang menyebut kandidat tersebut terlibat dalam beberapa kasus.
"Keduanya punya catatan. Hari diduga terlibat dalam kasus penyewaan kapal tangker seperti pernah ditulis sebuah majalah, sementara Hanung saya lihat belum ada prestasi," ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (20/8).
Menurut Arief, Hanung pernah menjabat Direktur Utama Pertamina Energy Limited (Petral) yang sering disebut-sebut 'dikuasai' mafia minyak.
Untuk itu kata dia, pengganti Karen setidaknya selain harus memiliki kemampuan manajerial korporasi, juga harus kuat dariu berbagai tekanan luar. Misal dari ESDM, SKK Migas, DPR dan mafia migas. Ia harus memiliki alur atau frame sendiri dan tidak terjebak tarik menarik kepentingan.
"Kalau pun salah satu yang dipilih, cukup untuk masa transisi saja sebelum penunjukan Dirut definitif melalui RUPS Luar Biasa," ucapnya.
Mengenai rumor tersebut, Arief meminta keduanya pro aktif untuk menjelaskan bahkan jika perlu mengajak KPK untuk mengklarifikasi berbagai kabar miring itu. "Mereka harus mengklarifikasi itu, pro aktif. Kalau memang tidak ada masalah, baru bisa diberikan kepercayaan," tegasnya.
Ia menduga, Karen yang mundur dengan alasan pribadi, juga sangat janggal. "Agak aneh disaat dipilih untuk masa jabatan kedua, kemudian mundur dengan alasan keluarga, agak aneh pasti ada something wrong, ada sesuatu," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News