kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penggantian radar bandara sedot Rp 700 miliar


Selasa, 31 Agustus 2010 / 14:54 WIB


Reporter: Gentur Putro Jati |

JAKARTA. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Herry Bakti S Gumay memperkirakan biaya yang harus disediakan untuk mengganti sistem radar Jakarta Automation Air Traffic Sistem (JAATS) di Bandara Soekarno-Hatta sekitar Rp 700 miliar.

"Biayanya sekitar segitu, tapi sampai saat ini pemerintah belum menentukan apakah akan diambil dari pagu Kemenhub atau Kementerian BUMN," ujarnya, Selasa (31/8).

Penggantian JAATS menurutnya sudah direncanakan sejak tahun lalu, ketika Pemerintah membidani terbentuknya Perum Navigasi Penerbangan yang akan mengambil bisnis air traffic services (ATS) dari PT Angkasa Pura (Persero) I dan II. Dus, penggantian ini tidak terkait langsung dengan kejadian matinya radar di Bandara Soekarno-Hatta akhir pekan lalu.

"Pemerintah sudah punya program untuk penggantian JAATS sejak tahun kemarin, namun baru akhir tahun ini rencana tersebut baru bisa diwujudkan. Nanti yang diganti bukan sistem radarnya saja, tapi juga bangunan alat pemantau radar tersebut," imbuhnya.

Pembangunan JAATS diperkirakan memakan waktu satu sampai satu setengah tahun. Jika pendanaan lancar, akhir tahun ini JAATS sudah mulai dibangun dan sudah bisa dioperasikan pada 2012 mendatang.

"Nantinya yang mengoperasikan JAATS bukan lagi PT Angkasa Pura II, melainkan Perum Navigasi itu," jelas Herry.

Pada Minggu (29/8) pagi antara 09.04 WIB - 09.31 WIB, sistem radar di Bandara Soekarno-Hatta sempat tak berfungsi. Padahal, pada waktu itu trafik penerbangan sangat tinggi. Akibatnya, sejumlah penerbangan dari beberapa bandara terdekat terpaksa ditunda dan sejumlah pesawat terpaksa berputar-putar di udara.

"Pemerintah ada dua rencana terkait kejadian itu, Pertama penggantian JAATS yang saat ini telah berumur 14 tahun. Sedangkan rencana jangka pendek, JAATS yang sudah ada harus tetap dirawat agar tidak mati seperti kemarin lagi,” ungkap Herry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×