kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penggunaan dana USO masih belum optimal


Kamis, 05 Januari 2017 / 11:14 WIB
Penggunaan dana USO masih belum optimal


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memastikan, dana kewajiban pelayanan umum atau universal service obligation (USO) yang didapat dari operator seluler digunakan sesuai dengan peruntukan. Hal ini untuk menepis kabar yang menyebut dana USO bisa dipakai untuk kegiatan yang lain.

Menurut Noor Iza, Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kominfo, pihaknya dalam memakai dana USO tersebut tetap memperhatikan tiga poin, yakni untuk jaringan (network), perangkat (device) dan aplikasi (application). Nah, salah satu dari tiga poin tersebut bisa mendapat pendanaan dari USO.

Contohnya, pembangunan infrastruktur jaringan BTS di daerah perbatasan. "Termasuk juga wilayah 3T yakni terluar, terdepan dan tertinggal," katanya kepada KONTAN, Rabu (4/1).

Asal tahu saja, Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) menjadi badan yang menghimpun dana USO operator. Setiap tahun, operator wajib menyetor 1,25% dari pendapatan kotor untuk USO tersebut.

Tak cuma perangkat, dana layanan umum ini juga bisa untuk mengembangkan pengetahuan soal teknologi komunikasi dan informatika lewat seminar atau cara sosialisasi lainnya.

Sayang, Noor Iza tidak merinci kegunaan dana tersebut untuk apa saja sepanjang 2016. Yang jelas, dari target dana USO pada 2016 sebesar Rp 2,57 triliun, sudah terealisasi hingga Rp 3,17 triliun. "Kemungkinan Januari ini baru ketahuan nilai sebenarnya," ungkapnya.

M Danny Buldansyah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), menyoroti penggunaan dana USO belum berjalan efektif. Misalnya, sempat ada program desa berdering. Tapi program ini kurang berjalan lantaran pengawasan yang tidak optimal. "Yang jadi masalah mekanisme kerjanya, " katanya ke KONTAN.

Meski begitu, Danny optimistis, efek dana USO ini bisa terlihat dua tahun mendatang. Terutama pengembangan teknologi komunikasi dab informasi hingga pelosok serta perbatasan.

Deva Rachman, Head of Corporate Communications Group Indosat Ooredoo, menyebut, pemerintah akan menggandeng operator untuk penggunaan dana USO. "Biasanya dikembangkan untuk infrastruktur dan tidak ada masalah," ungkapnya.

Denny Abidin, GM External Corporate Communication Telkomsel, berharap, semua operator turut membangun jaringan telekomunikasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×