kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Pengusaha hotel khawatirkan dampak erupsi Rinjani


Kamis, 05 November 2015 / 23:49 WIB
Pengusaha hotel khawatirkan dampak erupsi Rinjani


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Penutupan bandara internasional Ngurah Rai Denpasar akibat abu vulkanik letusan anak Gunung Rinjani ternyata membuat pelaku bisnis perhotelan di Bali was-was. Mereka mengkhawatirkan nantinya setelah operasional bandara kembali dibuka justru membuat para wisatawan berpikir ulang masuk ke Bali. Hal ini pernah terjadi ketika insiden erupsi Gunung Raung di Jawa Timur beberapa waktu lalu.

“Nanti ketika penerbangan dimulai, tamu yang batal kedatangannya tidak otomotis melanjutkan rencananya. Biasanya malah dropnya setelah selesai,” ungkap Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua PHRI Bali kepada KONTAN, Kamis (5/11).

Ia lantas mencontoh penurunan yang dialami industri perhotelan Bali sesaat setelah insiden Gunung Raung selesai. Kala itu ada sebanyak 78 ribu wisatawan yang datang Bali. Sepanjang bulan Agustus jumlah wisatawan mengalami penurunan 30% dibanding periode yang sama tahun 2014.

Namun menurutnya dalam beberapa hari ini insiden erupsi anak gunung Rinjani masih belum berpengaruh signifikan.

Pria yang kerap disapa Cok Ace itu mengatakan karena penutupan bandara sampai saat ini jumlah wisatawan di pulau Bali masih stagnan belum mengalami penambahan maupun pengurangan. Sejauh ini wisatawan yang tidak bisa meninggalkan Bali hanya memindahkan tempat penginapan saja.

“Wisatawan lebih banyak berpindah ke hotel-hotel di dekat bandara,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×