Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pengusaha karet meminta pemerintah untuk bisa melobi negara ASEAN lainnya agar bisa bergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC). Dalam forum ini, negara-negara penghasil karet sepakat untuk membatasi ekspor untuk memperbaiki harga karet di pasar.
Saat ini baru ada tiga negara yang bergabung, yakni Indonesia, Thailand dan Malaysia. Moenardji Soedargo, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) mengatakan, pemerintah sudah melakukan penjajakan dengan beberapa negara tetangga seperti Kamboja dan Myanmar.
"Harus diperluas ke negara lainnya, harapan kami ada kerjasama diplomasi Pemerintah," katanya, Kamis (25/8).
Strategi lainnya, Gapkindo mendorong Pemerintah agar bisa menambahkan bahan baku karet pada sektor infrasturktur seperti pembangunan jalan dan lainnya. Ini bertujuan agar permintaan karet meningkat, yang akan berdampak pada kenaikan harga karet. "Bila hal tersebut dilakukan membuat karet mempunyai nilai lebih di mata negara lain, efeknya permintaan karet dapat meningkat," kata dia.
MoeNardji mengaku industri siap untuk berinvestasi bila ada perluasan kegunaan karet. Menurutnya, investasi yang bakal ditanamkan tidak besar dan pembangun pabrik hanya butuh waktu sekitar enam bulan hingga satu tahun. Asal tahu saja, sampai saat ini karet hanya digunakan oleh industri ban dan sparepart.
Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian menginginkan perluasan untuk sektor hilir. "Kami juga ingin mendorong pengelolaan karet lebih lanjut sehingga harus menyeluruh dari hulu sampai hilir," katanya setelah memberikan sabutan diacara Rakernas Gapkindo di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News