kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha pengelola mal mengaku rugi hampir Rp 10 triliun dalam dua bulan terakhir


Selasa, 26 Mei 2020 / 19:14 WIB
Pengusaha pengelola mal mengaku rugi hampir Rp 10 triliun dalam dua bulan terakhir
ILUSTRASI. Pengunjung berada di pusat perbelanjaan Mall Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (21/1/2020). Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Ellen Hidayat memprediksi pengunjung pusat perbelanjaan akan mengalami peningkatan sekitar 40 persen menj


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) yakin pemberlakuan protokol New Normal atau tatanan baru mampu menekan penyebaran virus Covid-19.

Ketua Umum APPBI, Stefanus Ridwan menyatakan saat ini masyarakat tidak hanya menghadapi penyebaran virus tetapi juga krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi.

Baca Juga: Begini cara Ciputra Development (CTRA) antisipasi fase new normal

Dengan demikian, menggerakkan kembali bisnis di sektor konsumsi perlu dilakukan bersamaan dengan ketegasan protokol kesehatan di ruang publik.

"Peninjauan yang dilakukan Presiden di Summarecon Mall Bekasi untuk melihat persiapan protokol New Normal adalah awal yang bagus. Ini membantu bagaimana pencegahan penularan itu terjadi," jelas Stefanus saat dihubungi Kontan, Selasa (26/5).

Lebih lanjut, Stefanus berkata dalam dua bulan terakhir kerugian atau kehilangan pendapatan mal sudah mencapai lebih dari Rp 9,8 triliun. Dari jumlah tersebut, per bulannya pengelola mall rata-rata kehilangan sekitar Rp 4,9 triliun akibat penutupan mal.

Stefanus berkata, kerugian tersebut bisa lebih tinggi karena pihaknya tetap mengeluarkan biaya untuk karyawan dan perawatan (maintenance) mal.

Baca Juga: Uji coba seminggu, pendisiplinan oleh TNI Polri akan diperluas

"Kedisiplinan untuk mematuhi protokol kesehatan sebenarnya tidak harus dilakukan per lembaga, tetapi semua orang, tiap individu harus mengingatkan satu sama ain. Sebab ada warga yang disiplin, ada yang tidak. Di sinilah kepedulian untuk menjalankan kewajiban tersebut bisa menjadi kunci penurunan kasus penyebaran virus," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×