kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pengusaha Unggas Minta Bea Masuk Pakan Ternak Dicabut


Rabu, 29 Juli 2009 / 18:49 WIB


Reporter: Epung Saepudin |

JAKARTA. Kalangan industri pakan ternak mendesak pemerintah untuk mencabut bea masuk impor pakan ternak. Pasalnya dengan adanya penerapan bea masuk tersebut harga pakan ternak menjadi lebih tinggi sehingga sulit dijangkau kalangan petani. Selama ini pemerintah menetapkan bea masuk untuk pakan ternak sebesar 5%.

"Sekarang ini bea masuk sebesar 5%, seharusnya sudah dihilangkan, kalau belum maka cost production akan tinggi. Pemerintah janji Juli tahun lalu akan dihilangkan, namun hingga kini tidak pernah irealisasikan," tegas Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Pakan Ternak Askam Sudin, di sela-sela Simposium Jagung dan Kedelai di Gedung Kadin, Rabu (29/7).

Sudin mengatakan selama ini para pengusaha kerap dirugikan akibat kebijakan penerapan bea masuk sebesar lima persen para pengusaha harus menyiapkan dana tambahan mengingat selalu mengikuti acuan fluktuasi rupiah dan harga bahan baku impor.

Menurut Sudin saat ini mayoritas pakan ternak itu terpaksa diimpor khususnya tepung ikan yang mencapai 90% dan sisanya 10% jagung. "Bungkil Kedele, Rape Seed Meal, Corn Gluten Meal, Calcium Phosphate, feed additive dan vitamin hampir 100% impor," ujarnya.

Ia yakin dengan diberlakukannya bea masuk nol persen untuk pakan ternak maka pada akhirnya akan menekan harga jual daging di pasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×