Reporter: Maria Rosita |
JAKARTA. Krisis diperkirakan akan memukul industri bank mobil.Lantaran itu juga, sejumlah produsen ban mobil memperkirakan, pertumbuhan penjualan ban mobil di tahun ini akan sangat kecil yaitu sekitar 2% hingga 3% saja bila dibandingkan tahun 2011. Artinya penjualan ban mobil hanya akan mencapai 52 juta unit saja. Maklum, realisasi penjualan ban mobil tahun 2011 lalu sekitar 51 juta unit, naik .
Menurut Azis Pane, Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI), dampak krisis tersebut berpotensi akan membuat pasar ban tidak akan sebaik tahun lalu.
Dalam industri ban, Indonesia menjadi second round karena krisis. Adapun, China dan Thailand adalah negara yang akan terkena dampak pertama krisis atau first round. "Dan, kita suplai ban ke negara-negara itu," terang Azis, Kamis (5/1). Alhasil, bila China dan Thailand terpapar krisis maka Indonesia dipastikan juga akan terkena.
Menurut catatan APBI, sampai akhir tahun 2011 berkisar 36,5 juta unit. APBI memperkirakan, ekspor ban mobil dari Indonesia tahun 2012 ini hanya akan naik 2% saja. Ini lantaran laju penjualan mobil di Eropa dan Amerika turun. Penurunan itu terjadi, baik untuk mobil penumpang maupun kendaraan komersial.
Toh PT Gajah Tunggal Tbk tetap optimistis. Arijanto Notoraharjo, Manajer Umum Penjualan Gajah Tunggal memprediksi, penjualan ban mobil k GT tahun ini ditargetkan bisa mencapai lebih dari 13 juta unit, naik s10% dari tahun 2011 yang sebanyak 12,2 juta unit. Dari jumlah itu, ekspor ban GT mencapai 10,5 juta unit. Selain Eropa, Gajah Tunggal mengekspor ban ke Asia dan Timur Tengah.
Walaupun pasar ekspor lemah, produsen berharap, kondisi pasar di dalam negeri masih akan tetap tumbuh lebih baik karena kondisi ekonomi Indonesia relatif stabil, sehingga penjualan mobil termasuk mobil komersial naik.
Kalangan industri mobil memperkirakan, penjualan mobil secara nasional tahun ini bisa tembus angka 1 juta unit, naik dari 890.000 unit tahun 2011. Selama Januari-November 2011, jumlah penjualan mobil ini sudah mencapai 813.544 unit, naik 17,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
