Sumber: Kontan | Editor: Test Test
JAKARTA. Tak hanya pengnguna jalan tol yang merasakan dampak positif dari pembukaan Jakarta outer ring-road West 1 (JORR W1). Pengusaha properti di daerah lingkar tol tersebut pun kecipratan untung. Selain penjualan terus bertambah, pengembang pun berpeluang menaikkan harga jual propertinya.
Chief Executive Officer (CEO) St MOritz, Michael Riady mengatakan, sejak beredar kabar JORR W1 akan dibuka di awal 2010, penjualan unit apartemennya mulai naik. ST Moritz yang merupakan superblok di kawasan Puri Kembangan Jakarta Barat ini kini tinggal menyisakan sedikit unit apartemen. "Dari tiga tower, sudah ada yang habis terjual," kata Michael kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Padahal, terakhir kali pada awal November lalu, penjualan 3 tower apartemen milik grup Lippo Karawaci dengan total 494 unit tersebut baru akan mendekati 70%. Itu pun setelah dipasarkan selama hampir setahun. Kini, di Tower Royal sudah tak ada lagi yang kosong, sementara di Tower Ambassador dan Residensial masing-masing terjual sekitar 85%. "Penjualan kami dalam dua bulan terakhir memang sangat pesat," imbuh Michael.
Sebelumnya, pemerintah memang sempat berspekulasi JORR W1 bisa beroperasi dua bulan lalu atau sekitar bulan November. Namun karena penyelesaian akhir jalan tol molor, akhirnya proyek tol lingkar luar Jakarta itu baru resmi dibuka pada 22 Februari kemarin.
Michael berpendapat, kemudahan akses lewat jalan tol yang membentang dari Kebon Jeruk hingga Penjaringan tersebut bakal meningkatkan minat konsumen terhadap proyek properti di sekitar tol.
Michael bilang, saat pertama kali dipasarkan pada Agustus 2008, pihaknya mematok harga mulai Rp 12,5 juta per meter persegi. "Sekarang sudah Rp 14 juta per meter persegi," cetusnya.
Meski harga naik, nyali konsumen membeli apartemennya yang target serah terimanya berlangsung pada semester II/2010 ini tak kendur. "Buktinya kami justru berhasil menjual ratusan unit dalam dua bulan terakhir," timpalnya.
Managing Director PT Procon Indah Indonesia Hendra Hartono bilang, selain terdorong proyek infrastruktur, kondisi makro ekonomi yang tengah membaik ikut berdampak pada pertumbuhan permintaan sewa apartemen di tahun ini. "Pertumbuhannya bisa mencapai lebih dari 11%," cetus Hendra.
Namun, Hendra memperingatkan para investor di pasar strata title ini bahwa berdasarkan riset Procon, rata-rata okupansi apartemen sewa tahun ini akan tetap sama dengan 2009, hanya berkisar 68%. "Soalnya total pasokan hingga 2011 masih cukup tinggi sekitar 11.080 unit dengan komposisi apartemen sewa 9.900 unit," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News