kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan emiten komponen otomotif lebih tinggi ketimbang industri


Selasa, 11 September 2018 / 15:57 WIB
Penjualan emiten komponen otomotif lebih tinggi ketimbang industri


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pasar otomotif nasional terbilang tumbuh tipis, emiten-emiten komponen otomotif pun melihat presentase kenaikan penjualan mereka bisa lebih tinggi ketimbang industri.

Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) misalnya memprediksi penjualan tahun ini naik 5% atau di atas 6 juta unit. Sedangkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mematok penjualan tahun ini naik tipis mencapai 1,1 juta unit atau naik 1,9% dari periode sama tahun lalu 1,079 unit.

Lidiana Widjojo, Corporate Secretary at PT Selamat Sempurna Tbk menjelaskan kinerja perusahaan sebenarnya tidak langsung berkorelasi dengan penjualan otomotif nasional. Karena sejatinya perusahaan yang menjual filter dan radiator ini tumbuh berkembang di pasar aftermarket.

"Namun pertumbuhan penjualan mobil baru nantinya akan memberikan imbas positif buat perseroan dalam dua sampai tiga tahun kedepankarena sudah mobil baru sudah masuk ke aftermarket," kata Lidiana kepada Kontan.co.id, Senin (10/9)

Sebelumnya, Ang Andri Pribadi, Direktur Keuangan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) menjelaskan adapun tahun ini membidik pertumbuhan penjualan bisa naik 15%. Namun Andri optimis target itu biasa terlampaui bahkan penjualan bisa naik 20%. Hal ini mengingat permintaan di komponen untuk industri heavy duty atau alat berat terus meningkat.

Saat ini porsi pendapatan segmen bisnis heavy duty di SMSM mencapai 67% dari total pendapatan. Sementara sisanya dari sektor otomotif. Di alat berat SMSM sudah menyuplai ke perusahaan alat berat nasional seperti Hexindo dan juga United Tractors.

Pemilihan penguatan di alat berat mengingat di masa depan nanti industri otomotif akan mengarah ke kendaraan elektrik (electric vehicle). Di saat itu kebutuhan filter dan radiator untuk otomotif akan memudar.

Sedangkan di alat berat potensinya besar karena secara kebutuhan akan terus ada. Serta ukuran filter dan radiator alat berat juga lebih besar ketimbang untuk kendaraan penumpang.

Sedangkan untuk porsi penjualan saat ini SMSM masih memilih pasar ekspor. Dominasi pasar ekspor mencapai 70% dari total pendapatan dan sisanya domestik. Pasar Amerika saat ini masih menjadi salah satu destinasi utama SMSM.

"Sedangkan untuk laba bersih kami prediksi bisa lebih tinggi daripada hasil di semester I-2018," papar Andri. Dalam semester I-2018 laba bersih SMSM mencapai RP 221 miliar atau naik 4% dibanding periode sama tahun lalu.

Sementara itu, Anthony Wijaya, Direktur PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) menjelaskan korelasi penjualan sepeda motor dan mobil sangat erat ke penjualan perseroan.

Secara langsung penjualan ke pabrik motor dan mobil merupakah penjualan terbesar sekitar 65% dari total bisnis. Sedangkan 25% secara tidak langsung melalui penjualan ke pabrik komponen otomotif. "Proyeksinya sampai akhir tahun penjualan kami akan bertumbuh sekitar 10% dibanding 2017," kata Anthony kepada Kontan.co.id, Senin (10/9).

Hal ini didukung dengan pengingkatan pasar otomotif domestik. Baik di roda dua maupun roda empat. Selain itu ada penginkatan kapasitas dan peremajaan terhadap mesin-mesin produksi. Penguatan penjualan ekspor pun akan ditingkatkan secara bertahap tiap tahunnya.

Saat ini, perusahaan manufaktur baut dan mur ini banyak mengekspor ke Jerman. Selain itu masih ada negara Eropa lain, Brasil, India, Thailand dan juga negara asia lainya. Selama semester I-2018, penjualan ekspor mengalami kenaikan sebesar 52,33% dibandingkan dengan smeester I-2018.

Sedangkan untuk kinerja laba bersih, Anthony mengaku akan sama dengan tahun lalu. Hal ini mengingat harga bahan baku besi yang naik dan nilai tukar rupiah yang melemah.

"Peningkatan harga jual ke pabrikan otomotif ada delay. Nanti harga akan berubah di pass ke pabrikan otomotif di tahun depan. Saat itu kinerja bottom line kami harusnya lebih baik," jelasnya.

Direktur PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), Catharina Widjaja memaparkan untuk kinerja tahun ini, GJTL mengincar kenaikan pendapatan naik 5% sampai 10%. Hal ini didorong dari penjualan domestik dan juga ekspor. "Saat ini porsi ekspor kita 35% dan kami maunya menjadi 40%. Sedangkan untuk domestik 60%," paparnya beberapa saat lalu.

Catharina menjelaskan secara penjualan saat ini fokus di pasar pengganti (replacement) yang meraup 87% dari total penjualan dan sisanya Original Equipment Manufacturer (OEM) atau dijual ke pabrikan otomotif langsung.

Namun Catharina tak menampik bila kerjasama dengan pabrikan otomotif juga bisa menambah pundi-pundi penjualan di masa mendatang. Mengingat biasanya saat konsumen membeli ban penggantinya akan lebih mengarah ke merek ban yang sama dengan bawaan kendaraan terlebih dahulu.

Dalam laporan keuangan semester I-2018 penjualan bersih Gajah Tunggal menurun menjadi Rp 7,179 triliun atau turun 0,9% dari periode sama tahun sebelumnya sebanyak
Rp 7,248 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×