Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
Saat ini, perusahaan manufaktur baut dan mur ini banyak mengekspor ke Jerman. Selain itu masih ada negara Eropa lain, Brasil, India, Thailand dan juga negara asia lainya. Selama semester I-2018, penjualan ekspor mengalami kenaikan sebesar 52,33% dibandingkan dengan smeester I-2018.
Sedangkan untuk kinerja laba bersih, Anthony mengaku akan sama dengan tahun lalu. Hal ini mengingat harga bahan baku besi yang naik dan nilai tukar rupiah yang melemah.
"Peningkatan harga jual ke pabrikan otomotif ada delay. Nanti harga akan berubah di pass ke pabrikan otomotif di tahun depan. Saat itu kinerja bottom line kami harusnya lebih baik," jelasnya.
Direktur PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), Catharina Widjaja memaparkan untuk kinerja tahun ini, GJTL mengincar kenaikan pendapatan naik 5% sampai 10%. Hal ini didorong dari penjualan domestik dan juga ekspor. "Saat ini porsi ekspor kita 35% dan kami maunya menjadi 40%. Sedangkan untuk domestik 60%," paparnya beberapa saat lalu.
Catharina menjelaskan secara penjualan saat ini fokus di pasar pengganti (replacement) yang meraup 87% dari total penjualan dan sisanya Original Equipment Manufacturer (OEM) atau dijual ke pabrikan otomotif langsung.
Namun Catharina tak menampik bila kerjasama dengan pabrikan otomotif juga bisa menambah pundi-pundi penjualan di masa mendatang. Mengingat biasanya saat konsumen membeli ban penggantinya akan lebih mengarah ke merek ban yang sama dengan bawaan kendaraan terlebih dahulu.
Dalam laporan keuangan semester I-2018 penjualan bersih Gajah Tunggal menurun menjadi Rp 7,179 triliun atau turun 0,9% dari periode sama tahun sebelumnya sebanyak
Rp 7,248 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News