kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.378   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.504   -11,44   -0,15%
  • KOMPAS100 1.056   -4,21   -0,40%
  • LQ45 790   -6,62   -0,83%
  • ISSI 254   0,41   0,16%
  • IDX30 411   -3,85   -0,93%
  • IDXHIDIV20 469   -4,76   -1,00%
  • IDX80 119   -0,61   -0,51%
  • IDXV30 123   -0,93   -0,75%
  • IDXQ30 131   -1,44   -1,08%

Penjualan Properti Hunian Kuartal II-2025 Turun, Ini Penyebabnya


Rabu, 06 Agustus 2025 / 14:38 WIB
Penjualan Properti Hunian Kuartal II-2025 Turun, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Penjualan properti hunian di pasar primer terkontraksi 3,80% secara tahunan (YoY) pada kuartal II-2025


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Survei Harga Properti Residensial (SPHR) Bank Indonesia (BI) mencatat, terjadi penurunan penjualan properti residensial (hunian) pada kuartal II-2025. 

Penjualan properti hunian di pasar primer terkontraksi sebesar 3,80% secara tahunan (YoY) pada kuartal II-2025. Padahal, pada kuartal I-2025, penjualan properti hunian masih berhasil tumbuh 0,73% secara YoY. 

Tak heran, penjualan unit hunian tipe besar dan menengah kompak turun pada periode ini.

Penjualan unit hunian tipe besar pada kuartal II-2025 turun 14,95% secara YoY, lebih dalam dari penurunan sebesar 11,69% secara YoY pada kuartal sebelumnya.

Baca Juga: Realisasi KPR Bersubsidi Capai 190 Ribu Unit, Menteri PKP Dorong Pembangunan Rumah

Sementara itu, penjualan unit hunian tipe menengah turun 17,69% secara YoY, masih lebih baik dari penurunan 35,76% yang terjadi pada kuartal sebelumnya. 

Di sisi lain, unit hunian kecil rupanya masih berhasil tumbuh 6,70% secara YoY. Namun, level ini juga mencerminkan perlambatan dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang lebih masif, yakni sebesar 23,75% secara YoY. 

Penurunan juga terjadi secara kuartalan. Pada kuartal II-2025, penjualan properti hunian turun 16,72% secara kuartalan (QoQ), setelah sempat tumbuh 33,92% secara QoQ pada kuartal I-2025.

Ini didorong oleh penurunan penjualan unit hunian tipe kecil sebesar 26,98% secara QoQ, setelah sempat tumbuh masif 83,97% secara QoQ pada kuartal sebelumnya.

Namun, secara kuartalan penjualan unit hunian tipe menengah dan besar berhasil tumbuh, masing-masing menjadi 10,61% dan 1,19% secara QoQ. Posisi tersebut jelas lebih baik ketimbang penurunan masing-masing sebesar 13,57% dan 22,91% secara QoQ pada kuartal sebelumnya.

Berdasarkan hasil survei, ditemukan setidaknya lima faktor yang menyebabkan penurunan penjualan properti hunian pada periode ini. Penyebab utamanya adalah kenaikan harga bahan bangunan, disusul masalah perizinan atau birokrasi, dan suku bunga KPR. 

Baca Juga: Dukung program 3 Juta Rumah, BRI Tambah Kuota FLPP 25.000 Unit di 2025

Selain itu, faktor penghambat penjualan properti lainnya terkait proporsi uang muka yang dinilai tinggi dalam pengajuan KPR, serta masalah perpajakan.

Bukan tanpa sebab KPR menjadi salah satu faktor yang sangat diperhatikan. Menurut survei, 73,06% pembeli properti hunian dalam periode ini memang menggunakan skema KPR. Hanya 9,19% konsumen yang melakukan pembayaran tunai dan 17,75% yang melakukan pembayaran tunai bertahap. 

Namun meski mendominasi, total nilai KPR dalam periode ini hanya tumbuh 7,81% secara YoY, melambat dari pertumbuhan 9,13% secara YoY pada kuartal sebelumnya.

Selanjutnya: Kinerja Multifinance Semester I-2025 Bervariasi, Simak Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Inilah Buah Paling Sehat Menurut Para Ahli yang Bisa Anda Konsumsi, Apakah Itu?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×