Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen air minum dalam kemasan (AMDK), PT Sariguna Primatirta Tbk mencatatkan kinerja ciamik di sepanjang tahun 2019. Berdasarkan keterangan perusahaan, emiten yang memiliki kode saham CLEO tersebut berhasil membukukan pertumbuhan penjualan 2019 sebesar 31% dibanding penjualan tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan di 2018, penjualan bersih CLEO tercatat Rp 831,10 miliar di sepanjang tahun 2018. Artinya, penjualan bersih perusahaan pada tahun 2019 lalu mencapai Rp 1,08 triliun.
“Pencapaian ini jauh melebihi target pertumbuhan rata-rata industri AMDK di tahun 2019 yang hanya sebesar 9% berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin),” kata Sekretaris Perusahaan CLEO Lukas Setio Wongso dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (30/1).
Baca Juga: Sariguna Primatirta (CLEO) optimistis akhir tahun capai pertumbuhan double digit
Lebih lanjut, manajemen menyebutkan bahwa pertumbuhan yang signifikan diraih melalui perbaikan dan peningkatan di berbagai aspek tata kelola perusahaan. Dari segi pemasaran, perusahaan terus melakukan upaya perluasan jangkauan pasar dengan menambah jumlah titik distribusi dan armada. Selain itu, upaya memperluas segmen pasar juga dilakukan dengan mengakuisisi merek air minum beroksigen SUPERO2.
Di samping memperluas pasar, upaya untuk mengerek kinerja penjualan juga dilakukan dengan cara meningkatkan daya saing perusahaan melalui penambahan kapasitas pabrik dan peluncuran produk baru.
Beberapa produk baru yang diluncurkan pada tahun 2019 lalu di antaranya seperti Cleo Platine serta varian produk dengan kemasan botol mini 220 mililiter (ml).
Baca Juga: Harga Saham CLEO Naik Hampir Dua Kali Lipat. Ini Target Kinerja Sariguna Primatirta
Pada saat yang bersamaan, perusahaan juga terus berupaya meningkatkan efisiensi biaya serta menerapkan teknologi mesin baru guna menekan biaya operasional dengan tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
Hanya saja, perusahaan belum membocorkan informasi soal realisasi bottom line di tahun 2019 oleh karena proses audit laporan keuangan perseroan oleh kantor akuntan publik (KAP) yang masih berlangsung. Satu hal yang pasti, perusahaan optimistis bahwa upaya-upaya yang dilakukan untuk menekan biaya operasional akan membuahkan realisasi laba bersih yang sesuai dengan target CLEO.
Baca Juga: Liabilitas melonjak, laba Sariguna Primatirta (CLEO) naik dua kali lipat
Berbekal capaian realisasi kinerja di tahun 2019, CLEO yakini bisa kembali membukukan kinerja yang ciamik di tahun 2020. Tahun ini, CLOE menargetkan bisa membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 38%. Untuk menunjang kinerja, perusahaan akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 250 miliar tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News