Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
Adapun, untuk terus melanjutkan tren positif yang telah diraih perusahaan di semester pertama 2021, manajemen pun menempuh sejumlah upaya. Salah satunya dengan merambah pasar e-commerce untuk mempermudah para konsumen dalam mendapatkan produk Semen Baturaja, terutama di tengah kondisi pandemi seperti saat ini.
"Pada tahun ini SMBR telah melakukan terobosan untuk masuk ke pasar e-commerce, di mana saat ini SMBR telah memiliki official store di Tokopedia sehingga mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk Semen Baturaja," terang Doddy.
Tak hanya itu, dalam waktu dekat ini SMBR juga akan meluncurkan aplikasi market place bernama Bangun Sumatera dengan konsep one stop shopping. Namun sayang, Doddy belum dapat membeberkan secara detil menyoal peluncuran market place tersebut.
Doddy memaparkan, perusahaan juga seraya fokus terhadap peningkatan penjualan sejalan dengan perbaikan collection dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan. Adapun, saat ini SMBR masih memfokuskan penjualan di pasar utama SMBR.
"SMBR yakin kondisi akan lebih baik dari tahun sebelumnya ditunjang dengan proyek infrastruktur yang sudah mulai berjalan, kondisi ini juga sejalan dengan proyeksi ASI yang menyebutkan bahwa pada tahun 2021 konsumsi semen nasional naik sekitar 6%-7%," pungkasnya.
Hingga saat ini perseroan belum merilis secara resmi kinerja keuangan kuartal II-2021. Namun pada akhir Maret lalu, Semen Baturaja membukukan penjualan sebesar Rp 403,49 miliar atau tumbuh 20,17% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 335,76 miliar.
Sementara itu, dari sisi bottom line SMBR mampu mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 17,97 miliar pada kuartal I-2021. Padahal di kuartal I-2020 perusahaan ini masih mencatatkan kerugian hingga Rp 64,16 miliar.
Selanjutnya: PPKM bisa berdampak pada volume penjualan Indocement (INTP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News