kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan semen meningkat 6% pada kuartal I-2011


Senin, 04 April 2011 / 14:58 WIB
Penjualan semen meningkat 6% pada kuartal I-2011
ILUSTRASI. Penurunan volume penjualan Semen Indonesia (SMGR) diperkirakan berkisar antara 10%-20% pada tahun ini.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Test Test

JAKARTA. Membaiknya ekonomi memicu pertumbuhan pembangunan properti dan infrastruktur. Walhasil, pertumbuhan permintaan bahan bangunan seperti semen. Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Timuryono mengatakan, pada kuartal I-2011 konsumsi semen domestik meningkat 6% atau 10,28 juta ton dari total konsumsi semen kuartal I-2010 sebesar 9,7 juta ton. Konsumsi 2010 tersebut meningkat sebanyak 16,8% dari kuartal I-2009 sebesar 8,3 juta ton. "Konsumsi domestik semen pada kuartal pertama 2011 ini meningkat tipis di atas 6%," ujar Urip kepada KONTAN, Senin (4/4).

Urip melanjutkan, kenaikan penjualan semen ini disebabkan bunga bank yang relatif stabil alias tidak naik selama tiga bulan terakhir ini. Suku bunga yang stabil ini membuat para pengembang tertarik untuk membangun properti. Selain itu, beberapa investasi sudah mulai berjalan di awal tahun 2011 seperti pembangunan jalan tol dan jembatan. "Sekarang beberapa proyek sudah berada dalam posisi membutuhkan semen," tegas Urip.

Dengan tingkat pertumbuhan konsumsi ini, Urip optimistis konsumsi semen nasional tahun ini akan mencapai atau bahkan melebihi target 43 juta ton. Sebelumnya, ASI menargerkan konsumsi semen tahun ini tumbuh 6%-8% dibanding konsumsi semen 2010 yang sebanyak 40,7 juta ton. Salah satu proyek yang banyak mendorong permintaan semen ialah pembangunan rumah susun sederhana sewa.

Meskipun demikian, Urip mengeluhkan soal produktivitas pabrik semen yang beberapa di antaranya sudah tua sehingga tidak dapat digenjot produksinya. Selain itu, ekspor semen juga terus melorot. Urip mencontohkan pada tahun 2010, ekspor semen mencapai 3 juta ton, sementara tahun ini diperkirakan sebesar 1 juta ton. Merosotnya ekspor semen akibat kemampuan pabrik dalam memproduksi semen semakin turun. "Pabrik-pabrik semen saat ini hanya bisa beroperasi 90%, sebab sisanya waktunya dipakai untuk perawatan dan servis," jelas Urip.

Agung Wiharto, Kepala Bagian Hubungan Investor PT Semen Gresik Tbk, mengatakan bahwa permintaan yang masuk ke semen Gresik di sepanjang Januari-Februari 2011 cuma naik 2% atau 2,8 juta ton dari Januari-Februari 2010 sebesar 2,75 juta ton dan menguasai pangsa pasar sebesar 41,1% dari penjualan total semen seluruh Indonesia sebesar 6,8 juta ton pada bulan Januari-Februari 2011.

Secara umum, Agung optimistis permintaan semen tahun ini akan meningkat. Hal ini pula yang mendorong perusahaannya meningkatkan produksi 6,3% dari 19 juta ton menjadi 20,2 juta ton. Bila dilihat dari penjualan per daerah, permintaan dari Jawa masih menyumbang 50% dari total penjualan semen Gresik. Disusul kemudian Sumatra yang memberi kontribusi 23%, Sulawesi 7%, Nusa Tenggara dan Bali 6%, Papua 2%, dan sisanya berasal dari daerah lain. Dari berbagai daerah di Indonesia, semen Gresik menjadi pemimpin pasar di Jawa Timur, Padang, Kalimantan, dan Indonesia Timur.

Sementara itu, data penjualan semen di seluruh Indonesia untuk bulan Januari dan Februari mencatat pertumbuhan sebesar 6.6% atau 6,80 juta ton dari data penjualan Januari-Februari 2010 sebesar 6,35 juta ton. Konsumsi tersebut sebagian besar di Pulau Jawa sebesar 55%, atau 3,74 juta ton, Sumatera sebesar 1,6 juta ton, Kalimantan dan Kalimantan sebesar 0,47 juta ton, Nusa Tenggara sebesar 0,37 juta ton, Maluku dan Papua sebesar 0,12 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×