Reporter: Noverius Laoli | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Urip Trimuryono, mengatakan tingkat penyerapan semen di Indonesia tampak bagus di awal tahun ini. "Tingkat penyerapan semen bulan Januari 2011 ini naik 5% dari Januari 2010,namun persis jumlahnya belum bisa saya jelaskan, " kata Urip kepada KONTAN, Rabu (9/3).
Menurut Urip, ASI biasanya akan mengeluarkan laporan sekali tiga bulan, sehingga laporan bulan Januari dan Februari masih dalam proses perhitungan. Faktor yang menyebabkan peningkatan penyerapan bulan Januari ini banyaknya kegiatan konstruksi masih jalan. "Sebagian proyek konstruksi tahun ini adalah kelanjutan dari tahun 2010, dan sebagiannya lagi baru dimulai pada tahun 2011," jelas Urip.
Menurut Urip peningkatan ini tidak begitu signifikan sebab masih tergolong sama dari tahun ke tahun. "Rata-rata tingkat penyerapan semen lebih banyak di semester II," imbuh Urip. Hal itu terjadi karena biasanya para pengembang lebih banyak melakukan pembangunan di semester ke II. Pada semester pertama, mereka masih dalam proses penjajakan.
Urip memprediksi konsumsi semen nasional akan naik 6% menjadi 43 juta ton tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 sebanyak 40,7 juta ton atau meningkat 6% dari tahun 2009 sebesar 38,4 juta ton. Tahun ini, industri semen masih banyak mendapatkan permintaan dari proyek properti dan rumah susun sederhana sewa (rusunawa)," terang Urip.
Sebagai cataan, rata-rata harga semen buatan Semen Gresik bertengger di kisaran Rp 50.000 per sak isi 50 kilogram (kg). semen Bosowa seharga Rp 50.000. Ada pun semen Tiga Roda dijual Rp 48.000 hingga Rp 49.000 per sak. Sementara harga produk Semen Tonasa dan Semen Gresik Rp 52.000 hingga Rp 53.000 per sak. Harga Semen Gresik dan Semen Tonasa lebih mahal karena masyarakat sekitar lebih banyak mengkonsumsi kedua merek tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News