kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.287.000   27.000   1,19%
  • USD/IDR 16.718   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.337   18,53   0,22%
  • KOMPAS100 1.160   0,24   0,02%
  • LQ45 848   0,76   0,09%
  • ISSI 288   1,37   0,48%
  • IDX30 443   -2,30   -0,52%
  • IDXHIDIV20 511   -0,47   -0,09%
  • IDX80 130   0,11   0,09%
  • IDXV30 137   0,41   0,30%
  • IDXQ30 141   -0,81   -0,57%

Penjualan TV & lemari es 2015 diprediksi akan lesu


Senin, 15 Desember 2014 / 11:22 WIB
Penjualan TV & lemari es 2015 diprediksi akan lesu
ILUSTRASI. start-up aplikasi pertanian iGrow


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Permintaan produk elektronik pada 2015 diprediksi tidak terlalu menggembirakan. Electronic Marketers Club (EMC) memperkirakan, permintaan produk elektronik tahun 2015 cenderung stagnan akibat dampak kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

AG Rudyanto, Ketua EMC bilang, tahun depan, konsumen cenderung mengutamakan penggunaan dana untuk mencukupi produk pokok ketimbang membeli produk elektronik. "Kenaikan harga BBM membuat harga kebutuhan pokok naik. Konsumen menahan diri membeli produk elektronik," kata Rudyanto pada KONTAN, Senin (8/12).

Beberapa produk yang permintaannya tidak terlalu menggembirakan versi EMC antara lain, televisi dan lemari es. "Penjualan televisi dan lemari es bisa turun karena penetrasi produk ini sudah tinggi," jelas Rudyanto.

Namun, berbeda dengan penjualan produk mesin cuci dan pendingin ruangan atau air conditioner (AC) yang diperkirakan masih bisa bergerak naik pada 2015. Sebab, tingkat kepemilikan produk ini masih terbilang rendah. 

Santo Kadarusman, PR and Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi yang dikenal dengan merek Polytron bilang, penurunan penjualan produk televisi hanya terjadi untuk televisi tabung. "Untuk produk audio dan video, dan televisi layar datar masih tumbuh 5%. Sedangkan AC dan lemari es juga tumbuh 10%," tambah Santo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×