kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Penugasan Pemerintah Jadi Biang Kerok Rugi Berkepanjangan diBUMN


Rabu, 06 November 2024 / 19:00 WIB
Penugasan Pemerintah Jadi Biang Kerok Rugi Berkepanjangan diBUMN
ILUSTRASI. Proyek pembangunan gedung yang dikerjakan oleh PTPP Tbk dan PT Wijaya Karya tbk (WIKA) di Jakarta, Senin (14/10/2024). Pengamat menilai meruginya sejumlah perusahaan BUMN dalam waktu lama karena penugasan yang tidak sesuai kapasitas.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat BUMN sekaligus Sekretaris Jenderal Transparansi Internasional Indonesia Danang Widoyoko mengatakan bahwa penyebab meruginya sejumlah BUMN dalam jangka waktu lama disebabkan oleh adanya penugasan pemerintah yang tidak sesuai dengan kapasitas fiskal masing-masing perusahaan.

"Masalah utama sebetulnya bukan pada BUMN, tetapi pada kebijakan pemerintah yang mendorong dan menugaskan direksi BUMN untuk melakukan tugas-tugas pemerintah yang melampaui kapasitas fiskal perusahaan," ungkap Danang kepada Kontan, Rabu (06/11).

Sebelumnya, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR pada, Senin (04/11) Menteri BUMN, Erick Thohir mengungkap ada 7 BUMN dengan kondisi keuangan buruk atau yang dia sebut BUMN sakit.

Ke tujuhnya adalah PT Krakatau Steel (KRAS), PT Bio Farma (Persero), PT Wijaya Karya (WIKA), PT Waskita Karya (WSKT), PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Perum Perumnas, dan Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI).

Baca Juga: Erick Thohir Siapkan Stimulus Berbeda untuk Selamatkan 7 BUMN Sakit

"Beberapa BUMN yang merugi tersebut karena melakukan penugasan pemerintah. Misalnya Biofarma mendapatkan penugasan untuk pandemi Covid. Sedangkan WIKA ditugaskan untuk kereta cepat Jakarta-Bandung. WSKT ditugaskan untuk menyelesaikan tol Trans Jawa," tambah Danang.

Menurut Danang, perbaikan tata kelola ke depan bukan pada BUMN, tetapi tata kelola penugasan pemerintah untuk BUMN.

"Kalau soal BUMN sakit, tentu ada kebijakan-kebijakan yang sudah mulai dijalankan, seperti menjadikan WSKT jadi anak Hutama Karya. Itu soal solusi manajemen dan bisa dilakukan," ungkapnya.

Danang menyebut, solusi yang belum dilakukan dengan pasti oleh BUMN adalah perbaikan tata kelola penugasan pemerintah yang tidak mempertimbangkan kemampuan dan kapasitas dari masing-masing BUMN.


Terkait langkah atau skema terbaik untuk menyelamatkan BUMN-BUMN sakit ini, menurut Danang harus kembali lagi pada pertimbangan pemerintah untuk memerintahkan kerja sesuai dengan kemampuan masing-masing BUMN.

"Kalau langkah dan skema yang cocok untuk menyelamatkan BUMN ya akhirnya kembali tugas pemerintah yang telah memberikan tugas kepada BUMN di luar kemampuannya," ungkapnya.

"Pada akhirnya pemerintah hanya menyediakan dana untuk bailout atau suntikan modal. Tetapi itu juga tidak cukup. Pemerintah harus memastikan BUMN yang sakit membenahi tata kelola terlebih dahulu," tutupnya.

Baca Juga: Bulog Bakal di Bawah Presiden Langsung, Bukan BUMN

Selanjutnya: Produk Unitlink Asuransi Jiwa Diprediksi Masih Tertekan hingga Akhir 2024

Menarik Dibaca: Daftar Bahan Dapur di Rumah yang Punya Manfaat untuk Perawatan Tanaman Hias

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×