kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penuh Ketidakpastian, Kinerja Pasar Ban Diperkirakan Sulit Menggelinding di Tahun Ini


Selasa, 11 Juni 2024 / 18:19 WIB
Penuh Ketidakpastian, Kinerja Pasar Ban Diperkirakan Sulit Menggelinding di Tahun Ini
ILUSTRASI. Para produsen ban di dalam negeri mengaku kondisi bisnisnya cukup menantang sepanjang tahun ini.KONTAN/Carolus Agus Waluyo/25/01/2016.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan yang terjadi di industri otomotif tampak menjalar ke industri turunannya, yaitu ban. Para produsen ban di dalam negeri mengaku kondisi bisnisnya cukup menantang sepanjang tahun ini.

Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) menyebut, penjualan ban di pasar domestik tergolong lemah sejalan dengan tren penjualan kendaraan bermotor yang juga melambat. Ini merupakan efek domino dari ketidakstabilan ekonomi global dan nasional yang turut berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat.

Faktor itu pula yang membuat permintaan ekspor ban dari Indonesia belum memperlihatkan tanda-tanda perbaikan selama 2024 berjalan. 

"Kedua pasar (domestik dan ekspor) lesu dan penuh dengan ketidakpastian," kata Aziz Pane, Ketua APBI, Selasa (11/6).

Baca Juga: Hankook Tire Kembali Jadi Sponsor Europa League dan Conference League

Di tengah ketidakpastian pasar, APBI juga menyoroti regulasi pemerintah yang cenderung kurang mendukung daya saing industri manufaktur dalam negeri, seperti Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor yang berkali-kali berubah dalam waktu singkat. 

Padahal, negara-negara tetangga di Asia Tenggara sedang berlomba-lomba memperkuat posisinya di industri manufaktur, termasuk ban.

PT Bridgestone Tire Indonesia juga mengakui, penjualan ban merek Bridgestone di pasar original equipment manufacturer (OEM), replacement, hingga ekspor turun sekitar 5% sampai 7% selama 2024 berjalan. 

Kondisi seperti ini kemungkinan akan berlanjut sampai akhir tahun nanti, kecuali ada perbaikan kondisi ekonomi global dan nasional pada semester II-2024.

"Kalaupun ekonomi membaik, penjualan Bridgestone kemungkinan tetap stagnan atau serupa dengan capaian tahun lalu," ujar Managing Director Bridgestone Tire Indonesia Mukiat Sutikno, Jumat (7/6).

Di samping mempertahankan penjualan, Manajemen Bridgestone juga berusaha menjaga stok bahan baku sembari terus memantau perkembangan kurs rupiah yang berada dalam tren melemah akhir-akhir ini. Asal tahu saja, separuh dari bahan baku ban Bridgestone diimpor dari luar negeri.

Segmen Kendaraan Listrik

Bridgestone juga mulai mencari ceruk pasar baru dengan masuk ke segmen kendaraan listrik. Saat ini, Bridgestone mulai menyediakan salah satu tipe ban replacement untuk mobil listrik Wuling Air ev. 

"Kami masih mencoba masuk ke segmen ini, karena teknologi ban khusus mobil listrik berbeda," ungkap Mukiat.

Sementara itu, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) atau Michelin Indonesia menyebut bahwa target penjualan ban perusahaan tahun ini akan menyesuaikan dengan kondisi pasar. 

Baca Juga: Multistrada Arah Sarana (MASA) Optimistis Raih Pertumbuhan Positif pada Tahun 2024

Michelin terus berkomitmen dalam menyediakan produk berkualitas tinggi dan layanan terbaik guna memenuhi permintaan konsumen.

"Kami akan terus meningkatkan kinerja penjualan," imbuh President Director Michelin Indonesia Sai Banu Ramani, Senin (10/6).

Per kuartal I-2024, penjualan bersih MASA tumbuh 8,09% year on year (yoy) menjadi US$ 119,44 juta. Namun, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk emiten ini turun 26,23% yoy menjadi US$ 13,36 juta.

Lebih lanjut, Michelin Indonesia juga terus melakukan riset pengembangan ban khusus kendaraan listrik. Sebagai tahap awal, Michelin telah meluncurkan ban E-Primacy untuk model Volvo XC 90, Pilot Sport EV untuk Hyundai Ioniq 5, dan Michelin City Extra untuk motor listrik ALVA One.

PT King Tire Indonesia Tbk (TYRE) tetap optimistis dengan prospek bisnis ban di Tanah Air. Kendati pasar otomotif sedang lesu, TYRE masih bisa mendapatkan permintaan yang cukup tinggi dari segmen after sales market. 

Produsen ban merek Kingland ini berusaha menjaga suplai dan kualitas produk sekaligus terus menambah beberapa ukuran ban baru untuk menyesuaikan dengan model-model motor baru.

"Kami memproyeksikan pertumbuhan penjualan dan laba bersih 5% pada tahun ini," jelas Corporate Secretary King Tire Indonesia Diego Armando, Selasa (11/6).

TYRE juga mulai berekspansi ke segmen kendaraan listrik dengan memasok ban ke salah satu merek motor listrik yang cukup populer di Indonesia. Perusahaan ini juga sedang melakukan pendekatan dan uji coba suplai ban ke beberapa merek motor listrik lainnya.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×