Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina melalui subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) akan membangun sejumlah fasilitas Jetty atau pelabuhan khusus minyak bumi.
Adapun pembangunan ini diklaim dapat membuka serta memperluas akses bagi masuknya produk minyak mentah dari luar daerah ke Refinery Unit (RU) VII Kasim, Kabupaten Sorong, Papua Barat demi memenuhi kebutuhan energi kawasan Timur Indonesia.
Corporate Secretary KPI Ifki Sukarya mengungkapkan fasilitas yang akan dibangun adalah jetty (pelabuhan khusus minyak bumi) dengan kapasitas 50.000 DWT (deadweight tonnage/tonase bobot mati) yang memungkinkan kapal berkapasitas 200.000–250.000 barel minyak mentah dapat bersandar. Selain itu, KPI juga akan membangun 4 buah tangki berkapasitas masing-masing 110.000 barel sehingga ketahanan pasokan RU VII dapat meningkat menjadi 40 hari.
Dengan kapasitas produksi sebesar 10.000 barrel per stream day (BPSD) per hari, kilang RU VII Kasim menghasilkan produk Premium, Biosolar B-30, dan Marine Fuel oil (MFO).
Baca Juga: Masuk Proyek Strategis Nasional (PSN), Pertamina belum akan bangun Kilang Bontang
"Sebagai satu-satunya kilang di wilayah Indonesia timur, Kilang RU VII Kasim menjadi andalan masyarakat dalam memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Sorong Raya, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat," ujar Ifky dalam keterangan tertulis, Kamis (21/1).
Namun, Ifky menjelaskan, pemenuhan kebutuhan BBM oleh kilang RU VII Kasim di wilayah tersebut saat ini masih sangat rendah, yaitu 10%–20%, sedangkan kekurangannya disupply dari kilang RU V Balikpapan. Di samping itu, berkurangnya pasokan minyak mentah dari produsen makin menurunkan kapasitas pengolahan kilang (turn down capacity) menjadi 6000 BPSD saja.
“Dengan kapasitas sebesar itu, kilang RU VII akan bisa memenuhi 100% kebutuhan BBM di kawasan timur Indonesia. Proyek ini diharapkan akan menjadi barometer pembangunan energi di kawasan Terdepan, Tertinggal, Terluar (3T). Masyarakat pun bisa mendapatkan multiplier effect dari pengembangan kilang RU VII ini,” terang Ifki.
Ia melanjutkan, proyek bertajuk Open Access Pembangunan Jetty III dan Tanki Timbun ini ditargetkan tidak hanya akan mengembalikan kapasitas desain kilang RU VII, tetapi juga dalam jangka panjang berpotensi dapat meningkatkan kapasitas hingga 50.000 BPSD.
Adapun, EPC (Engineering, Procurement, Construction) proyek Open Access dikerjakan secara sinergis dan kolaboratif oleh konsorsium PT Hutama Karya (Persero) [HK]-PT Gerbang Sarana Baja sebagai kontraktor EPC serta PT Inti Karya Persada Tehnik sebagai konsultan manajemen proyek.
Ia pun memastikan langkah sosialisasi telah dilakukan KPI kepada para pemangku kepentingan.
Bupati Sorong Jhony Kamuru mengapresiasi upaya KPI dalam pembangunan Jetty di wilayah Timur Indonesia.
"Walau masa pandemi, kita harus tetap berjalan, seperti mengayuh sepeda walaupun perlahan sedikit demi sedikit kita harus tetap eksis dalam pembangunan di kabupaten ini sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Sorong," ujar Jhony.
Senada, Walikota Sorong Lambert Jitmau menilai pembangunan ini mendorong perekonomian daerah. "Agar multiplier effect ekonomi bisa terus dirasakan oleh warga. Sorong ini merupakan pintu gerbang masuknya orang dan barang. Dan sebagai kota transit kami akan mendukung proyek pemerintah yang dikerjakan oleh Pertamina kilang RU VII," kata Lambert.
Selanjutnya: Pertamina akan sesuaikan desain tiga kilang, demi pangkas impor gasoline
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News