Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Memasuki kuartal IV tahun ini, sejumlah bank mulai menurunkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Hal ini pun bisa berdampak pada bisnis properti di tanah air.
Tommy Bastamy, Direktur Research & Consultancy Coldwell Banker mengatakan akan ada dampak dari penurunan bunga kredit KPR tersebut terhadap tingkat permintaan dan harga penjualan yang lebih baik.
"Ada sektor yang tergantung pada peminjaman dari bank dan refinancing dengan bank, terutama di sektor-sektor perumahan dan apartemen. Dengan menurunnya bunga KPR akan membuat biaya mengecil," kata Tommy, Senin (6/10).
Namun menurutnya, efek dari penurunan bunga KPR ini tidak akan dirasakan secara langsung oleh pengembang. Efek penurunan bunga KPR ini baru akan terasa pada di kuartal I tahun depan.
Untuk akhir tahun ini efek penurunan bunga KPR tidak akan membuat pertumbuhan bisnis properti tumbuh signifikan. Alasannya, akhir tahun merupakan masa liburan, seperti natal dan tahun baru. Sehingga banyak pembeli yang tidak melakukan pembelian karena dananya digunakan untuk liburan dan kebutuhan anak.
"Pasar perumahan akan lebih baik dengan penurunan suku bunga ini tapi belum akan terlihat signifikan di akhir tahun. Pertumbuhannya positif, iya," ujar Tommy.
Oleh karena itu, Tommy memprediksi sampai akhir tahun ini properti masih akan mengalami perlambatan permintaan. Sementara itu, dari segi harga properti, biarpun tidak tumbuh seperti dua tahun lalu tapi masih ada kenaikan harga. "Hingga akhir tahun akan ada kenaikan harga properti sebesar 15% dibandingkan tahun lalu," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News