Reporter: Abdul Basith | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penurunan tarif bea masuk olahan minyak sawit Indonesia ke India akan mendongkrak ekspor. Saat ini bea masuk refined, bleached, and deodorized palm oil (RBDPO) Indonesia masih di bawah Malaysia. Oleh karena itu, daya saing minyak sawit Indonesia menjadi turun.
"Kalau bea masuk ke India sama dengan Malaysia, maka daya saing ekspor sawit kita sama," ujar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (24/2).
Daya saing yang baik akan membuat ekspor dapat digenjot. Asal tahu saja, perubahan bea masuk sebelumnya sempat menekan ekspor sawit Indonesia ke India.
Ekspor sawit Indonesia ke India tahun 2018 mencapai 6,7 juta ton, turun dibandingkan tahun 2017 yang lebih dari 7 juta ton.
"Kami harapkan ekspor bisa kembali meningkat paling tidak seperti tahun 2017 lebih dari 7 juta ton," terang Mukti.
Asal tahu saja, saat ini bea masuk RBDPO Indonesia ke India berbeda 5% dengan Malaysia. Sementara bea masuk RBDPO Malaysia ke India sebesar 45%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News