Reporter: Nadia Citra Surya | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Bergairahnya kembali idustri setelah pulih dari krisis keuangan global, membuat kebutuhan ruang perkantoran meningkat tajam. Tapi sayang, perlambatan pembangunan sepanjang 2009, membuat pasokan ruang kantor tak sebesar yang dibutuhkan.
Hasil riset lembaga konsultan properti PT Procon Indah menunjukkan, tingkat okupansi ruang perkantoran dalam dua tahun mendatang bakal mencapai 90%. "Ini merupakan tingkat hunian kantor tertinggi dalam satu dekade terakhir," kata Utami Prastiana, Associate Director Strategic Advisory Group PT Procon Indah Savills (11/5).
Director Office Leasing Procon, Cecilia Dian Pradipta menjelaskan, meningkatnya kebutuhan ruang perkantoran itu sudah terlihat sejak kuartal I kemarin. "Okupansinya kini sudah berkisar 84% hingga 87%," ujarnya.
Contohnya di area CBD (Central Business District) Jakarta yang mencakup tiga jalan utama Sudirman- Thamrin, HB Rasuna Said dan Gatot Subroto. Permintaan perkantoran di areal itu mencapai 65.000 m2 pada kuartal I 2010. "Angka itu naik 8,2% dibanding sebelumnya," ujar Hasman Rusli, Investment and Commercial Sales Procon.
Gedung perkantoran grade A dan A+ termasuk yang paling banyak peminatnya. Menurut Hasman, membaiknya aktivitas bisnis membuat kebutuhan perkantoran menjadi lebih tinggi.
Meningkatnya permintaan itu membuat harga sewa mulai terkerek naik. Jika okupansi masih di bawah 80% biasanya penyewa yang menentukan harga sewa.
"Sekarang masing dalam masa transisi, tapi begitu menembus tingkat okupansi 90%, pemilik perkantoran akan lebih memiliki posisi tawar untuk menentukan harga sewa," jelas Cecilia.
Data Procon menunjukkan, harga sewa ruang perkantoran di CBD Jakarta pada Q1 2010 sekitar US$ 17,6 per m2 per bulan. Harga tersebut telah naik dibandingkan Q1 2009 yang hanya US$ 16,06 per m2 per bulan. Sementara haerga sewa di Q4 2009 US$ 17,24 per m2 per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News