Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Muchtar Lutfie, Ketua Penelitian dan Pengembangan, Asosiasi Eksportir Kopi (AEKI) Lampung melihat adanya penurunan ekspor kopi per April 2010 lalu. ”Ada panen yang tertunda sehingga petani tidak panen kopi,” kata Muchtar.
Asal tahu saja, produksi kopi robusta maupun arabika dari Lampung menyumbang 80% ekspor kopi nasional. Hingga April 2010 lalu, Lampung hanya mengekspor 33.505 ton kopi, turun 38,4% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 54.398 ton. Melihat kinerja awal tahun ini, Muchtar memprediksi, ekspor tahun ini akan terpuruk. Maklum, produksi kopi terus menurun.
Namun, bukan hanya faktor produksi yang membuat ekspor kopi merosot. Faktor penguatan rupiah terhadap dolar AS juga membuat petani mengantongi untung lebih rendah. Ini membuat, para petani memilih untuk menyimpan hasil panenan kopinya untuk dilepas pada saat harga menguntungkan bagi mereka.
”Jika ekspor kopi dari Lampung turun, ini cerminan kondisi ekspor kopi nasional,” kata Rachim Kartabrata Sekretaris Eksekutif AEKI.
Asal tahu saja, pada periode Januari hingga April 2010, ekspor kelompok kopi, teh dan rempah-rempah dari Indonesia turun cukup dalam. Berdasarkan volume, penurunan ekspor kelompok ini mencapai 15,9%; sedangkan berdasarkan nilai, turun tipis 4,8%. Kementerian Perdagangan mencatat, penyumbang penurunan terbesar adalah kopi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News