kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Peritel Asia merangsek pasar ritel domestik


Kamis, 12 Oktober 2017 / 19:11 WIB
Peritel Asia merangsek pasar ritel domestik


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi pasar ritel Indonesia yang besar menarik peritel mancanegara untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan ekspansi bisnis. Nama-nama seperti GS Supermarket, Central Department Store, Lulu Hypermarket dan AEON Retail tampaknya sedikit banyak mulai dikenal di masyarakat. Kendati secara jumlah, masih terbilang kecil namun secara strategi pemain baru di industri ritel tanah air ini justru menawarkan konsep segar yang diterima masyakarat.

GS Supermarket contohnya, pada hari ini meresmikan gerai ketiganya di Indonesia. Perusahaan ritel asal Korea Selatan ini menawarkan produk-produk makanan dan kecantikan asal Negeri Ginseng. Senada dengan AEON Retail yang menawarkan makanan-makanan asli Jepang dengan konsep Delica Corner dengan harga terjangkau.

Eric InHoo Koo, Direktur PT GS Retail Indonesia mengatakan, pihaknya sudah memiliki pipeline jangka panjang untuk bisa menggarap pasar Indonesia. Hanya saja dia masih menyimpan rapat berapa target pembangunan gerainya di Indonesia. Yang jelas ekspansi ke depan masih akan menyasar lokasi padat penduduk di sekitar Jakarta.

“Investasi kami sudah pasti jauh di atas Rp 1 miliar untuk setiap gerai, karena memang ada yang menyewa dan ada yang beli tanah sendiri. Investasinya tentu akan berbeda-beda karena kami menyesuaikan dengan preferensi pasar,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (12/10).

Dirinya melihat potensi pasar Indonesia sangat besar, apalagi penetrasi kompetitor juga tidak terlalu masif mengingat luasnya wilayah Indonesia dan besarnya jumlah penduduk. Apalagi kelas menengah di Indonesia juga tumbuh seiring dengan ekonomi yang juga mengalami pertumbuhan. “Kami melihat pasar Indonesia sangat potensial sekali,” lanjutnya.

Sementara perusahaan asal Uni Emirate Arab, PT Lulu Group Retail menggelontorkan dana mencapai US$ 500 juta-600 juta di Indonesia untuk membangun 10 gerai sampai dengan tiga tahun ke depan. Saat ini, Lulu Hypermarket & Department Store baru hadir di dua lokasi yakni Cakung dan BSD City. Perusahaan ini  bahkan memperkuat distribusi dengan membangun pusat logistik di Marunda, Jakarta Utara.

Sedangkan PT AEON Indonesia yang mengelola AEON Ritel sampai dengan 2025 mendatang memiliki target memiliki 10 mall di Indonesia. Apalagi untuk investasi pembangunan satu mall juga tidak murah setidaknya membutuhkan Rp 1 triliun untuk per gerainya.

“Kami akan ikut ekspansi grup dengan mall, tetapi tidak menutup kemungkinan ke depan AEON Ritel juga bisa hadir di luar mall milik AEON,” ujar Eddy Effendi Irawan, Deputy GM Store Operation Division PT AEON Indonesia kepada KONTAN beberapa waktu lalu.

Berbeda dengan beberapa pemain lainnya, peritel asal Thailand yakni PT Central Retail Indonesia yang mengelola Central Department Store justru lebih fokus ke pasar Jakarta ketimbang bermain di pinggiran. Hal ini karena segmen pasar yang dibidik sesuai dengan pasar Jakarta. Perusahaan ini memang mengincar segmen kelas A dengan membidik lokasi pusat perbelanjaan premium. Saat ini, Central baru memiliki dua gerai di Jakarta dan masih akan fokus menggarap pasar Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×