kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkantoran Jakarta makin terpuruk, nihil permintaan baru


Sabtu, 17 Juli 2021 / 16:24 WIB
Perkantoran Jakarta makin terpuruk, nihil permintaan baru
ILUSTRASI. Gedung-gedung perkantoran terlihat dari kawasan Kuningan, Jakarta Selatan,


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Harga sewa kotor pada Kuartal II-2021 tercatat sebesar Rp 344.500 per meter persegi per bulan, atau tertekan sebanyak 0,9 persen dari kuartal sebelumnya.

Nihilnya permintaan juga berdampak pada tertundanya penyelesaian gedung-gedung baru, sehingga pasokan pasar perkantoran di CBD tetap stagnan dengan jumlah kumulatif 6,98 juta meter persegi.

Baca Juga: Sektor perumahan akan percepat pemulihan ekonomi nasional, ini penjelasan Dirut BTN

Namun demikian, Leads Property mencatat, akan ada beberapa gedung yang diperkirakan masuk ke pasar perkantoran sebesar 316.842 meter persegi hingga akhir tahun ini. 

Dalam hal distribusi berdasarkan lokasi, koridor Jenderal Sudirman masih menjadi pemasok terbanyak yaitu sebesar 28 persen, diikuti oleh koridor Rasuna Said dan Gatot Subroto, masing-masing sebesar 15 persen.

Demikian halnya dengan pasar perkantoran strata-title, yang hanya mengalami pertumbuhan harga 0,6 persen, sehingga mencapai angka Rp 57,1 juta per meter persegi.

"Itu pun karena masih ada sejumlah kecil tertentu investor yang melirik produk perkantoran strata-title di CBD," ungkap Martin.

Pada prinsipnya, pasar perkantoran strata lebih membidik investor oleh karena harapan imbal hasil dari penyewaan.

Namun kondisi pasar perkantoran sewa yang tertekan juga merupakan indikasi sulitnya pasar perkantoran strata-title. Sedangkan pasar perkantoran non-CBD Jakarta, terdapat penambahan gedung kantor baru di Kawasan Pondok Indah yaitu sekitar 44.100 meter persegi.

Hal ini menyebabkan bertambahnya pasokan kumulatif menjadi 4,05 juta meter persegi. Diikuti oleh beberapa gedung lainnya seluas 67.185 meter persegi pada akhir tahun yang akan tersebar di Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Jakarta Selatan.

Meskipun mengalami penambahan pasokan, tetapi tidaklah demikian dengan permintaan. Selain berlakunya WFH, pengurangan ruang kantor atau downsizing ikut memengaruhi. Pengurangan ruang kantor ini justru terjadi karena adanya “ruang kantor tidak terpakai”.




TERBARU

[X]
×