Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT INTI resmi menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan asal Malaysia untuk memperkuat sektor bisnis digital.
Vice President Corporate Secretary PT INTI (Persero) Delvia Damayanti mengungkapkan, PT INTI resmi berkolaborasi dengan PT Ihsan Digital Nusantara, sebuah representative dari perusahaan holding investasi Ihsan International Sdn Bhd asal Malaysia.
Kerja sama ini resmi diumumkan usai adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding atau MOU) tentang Pengembangan Fintech dan Platform Ekonomi Digital yang Holistik dan Komprehensif.
Perjanjian ini ditandatangani oleh Direktur Operasi PT INTI (Persero) Ahmad Taufik dan Presiden Direktur PT Ihsan Digital Nusantara Chew Chai Jin, pada Rabu, 07 Juni 2023, di Jakarta.
"Penandatanganan MOU hari ini menandai tonggak penting dalam perjalanan kami menuju pengembangan platform yang holistik dan komprehensif di bidang fintech dan ekonomi digital,” ungkap Devi, dalam keterangan resminya, kemarin (7/6).
Baca Juga: Jelang Ramadhan, PT INTI (Persero) Lanjut Capaian Positif & Kebut Bisnis Teknologi
Hubungan kerja sama yang dijalin PT Inti dan PT Ihsan Digital Nusantara ini nantinya diharapkan mampu menciptakan sinergi yang mendorong inovasi dan pertumbuhan industri. Kedua pihak akan fokus pada perencanaan, pengembangan, dan implementasi fintech, digital government, ekonomi digital, dan ekosistem bisnis untuk Indonesia.
Delvia menambahkan, kedua pihak menyadari betul bahwa pertumbuhan dunia bisnis berkembang sangat masif, selaras dengan perkembangan teknologi yang telah mengambil peranan penting dalam membentuk masa depan ekonomi.
“Oleh karena itu, PT INTI mencoba memanfaatkan eknologi dalam menciptakan solusi yang akan memenuhi kebutuhan pasar melalui inisiatif digital untuk mendorong pembangunan sosial ekonomi ‘akar rumput’ yang inklusif,” tambahnya.
Salah satunya adalah melalui ayanan digital berbasis komunitas dan syariah untuk sektor Koperasi, Lembaga Pembiayaan Mikro (LKM), serta Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dengan menargetkan 30 juta penduduk pada Fase 1.
"Melalui platform digital ini, kami menargetkan bahwa 40% unbanked population di Indonesia dapat terjangkau, yang eventually rolling out to all citizens and visitors," tutur Delvia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News