kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perlu kesiapan pasar dan sinergi dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik


Jumat, 05 November 2021 / 19:40 WIB
Perlu kesiapan pasar dan sinergi dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik
ILUSTRASI. Kendaraan listrik. REUTERS/Mark Blinch


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Toyota Astra Motor (TAM) menilai jika ekosistem pengembangan kendaraan listrik perlu melihat beberapa faktor agar dapat tumbuh optimal menjadi sebuah alat transportasi.

Marketing Director TAM Anton Jimmy Suwandi, menilai bukan hanya pengembangan ekosistemnya saja tetapi juga pasar yang siap, pilihan mobil, infrastruktur, pengguna, kebiasaannya, hingga bahkan limbahnya dan sumber tenaganya.

"Ekosistem tentu akan mengembangkan, khususnya kendaraan elektrifikasi agar dapat berfungsi optimal sebagai alat transportasi tapi dengan emisi lebih rendah untuk lingkungan dan kesehatan. Nah, komponen dari ekosistem bukan hanya butuh pilihan kendaraan elektrifikasi saja, tetapi juga infrastruktur yang memadai, bahkan market yang sudah siap untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru di ekosistem ini," jelasnya saat dihubungi Kontan, Jumat (5/11).

Ia menilai, pada dasarnya baik kendaraan elektrifikasi ataupun non-elektrifikasi adalah alat transportasi, yang dibutuhkan untuk berpindah tempat, dimana semua orang kebutuhan nya berbeda, jarak berbeda, tujuan berbeda ada yang buat daily transport ada yang buat weekend dan lain lain. Sehingga memerlukan berbagai poin agar bisa maksimal menjadi sebuah alat transportasi.

Baca Juga: Toyota Astra Motor (TAM) bakal meluncurkan produk baru bulan ini

Ia mengatakan, TAM, sebagai pelaku industri khususnya penyedia alat transportasi mencoba untuk menyediakan sebanyak mungkin model dan teknologi, karena kebutuhan yang banyak tadi.

Ia mencontohkan, pada segmen kendaraan listrik khususnya elektrifikasi pihaknya memiliki Hybrid EV, Plug In Hybrid EV, bahkan Battery EV. Ia menilai, dengan menyediakan berbagai pilihan tersebut, dapat pula membantu market untuk terbiasa dengan tren kendaraan elektrifikasi ini.

"Kalau secara investasi besar agak susah ya di hitung karena tren ini global dan mencakup banyak value chain, baik secara manufaktur untuk penyediaan kendaraan, secara distribusi, penyiapan teknologi dan orang, serta banyak hal lainnya. Yang pasti dibutuhkan investasi tidak hanya dana, tetapi juga kesiapan teknologi, infrastruktur bahkan sistem untuk bisa membuat ekosistem ini bisa berjalan optimal," jelas Anton.

Sementara itu, Toyota Motor tercatat akan menambah investasi di Indonesia sebesar US$2 miliar hingga 2024.

Anton melanjutkan, sebagai bentuk mengenalkan kendaraan elektrifikasi, di Bali tepatnya di Nusa Dua, TAM memiliki proyek percontohan kecil ekosistem kendaraan listrik bernama Bali EV Smart Mobility.

Ia mengatakan, dalam proyek tersebut, baik sistem, pilihan kendaraannya, infrastruktur pendukung sudah siap. Hal ini juga bertujuan untuk membuat orang yang mencoba bisa merasakan secara komplet dan kongkrit penggunaan kendaraan elektrifikasi sebagai alat transportasi di area wisata termasuk fasilitas pengisian daya.

"Jadi, jika kita mau lihat investasinya juga susah buat dihitung karena melibatkan Pemda, lalu lokasi dan area di Nusa Dua. Bahkan ada perusahaan transportasi mandiri yang mengoperasikan sistemnya. Tetapi intinya, kita memang tidak bisa sendiri untuk mengoptimalkan ekosistem kendaraan Elektrifikasi ini, harus bersinergi," tutup dia.

Selanjutnya: Gaikindo: Segmen MPV masih akan menjadi pilihan konsumen Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×