Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kreatif Indonesia saat ini sedang tumbuh pesat. Sebagai salah satu bagian dari industri tersebut, jasa desain interior dan kontraktor juga terus berkembang. Hal ini terlihat dari banyaknya lembaga pendidikan yang membuka bidang studi interior dari mulai perguruan tinggi swasta hingga perguruan tinggi negeri.
Para kreator yang baru lulus dari perguruan tinggi pun mulai melirik bisnis konsultan dan kontraktor interior yang memiliki peluang lebar di dalam negeri. Verik Angerik, salah satu pemain di industri ini menyadari hal tersebut. Melalui perusahaan rintisan digital desain interior dan kontraktor bangunan yang didirikannya, Velospace & Co, ia menawarkan sinergitas antara desainer-desainer lain yang ada di tanah air untuk menjadi mitranya melalui kerjasama strategis.
“Sejak Velospace berdiri, kami sudah banyak bersinergi dengan para desainer interior berbakat di Jakarta. Awalnya kami berpikir banyak sekali lulusan perguruan tinggi di bidang ini yang memiliki daya kreatif tinggi dan tidak kalah dengan mereka yang sudah berpengalaman. Kenapa kita tidak berkolaborasi saja? Apalagi pasarnya masih terbuka luas,” tutur Verik dalam keterangan resminya, Selasa (13/2).
Verik menyadari bahwa untuk membangun usaha di bidang ini, selain ilmu juga dibutuhkan dana. Oleh karena itu, sebagai startup bidang interior dan kontraktor bangunan yang terlebih dulu sudah dikenal publik, Velospace membuka peluang kerjasama dengan konsep kemitraan.
“Kerjasama ini sifatnya simbiosis mutualisme, semuanya saling memberi manfaat. Bagi kami, memilki mitra di kota lain tanpa harus membuka kantor cabang jelas sangat menguntungkan karena tidak harus menyuntikkan modal baru untuk operasional. Bagi mitra kami, limpahan proyek dari Velospace bisa menambah portofolio dan pengalaman mereka dalam bermain di industri ini.”jelas Verik.
Velospace mengajak para desainer, arsitek, insinyur sipil untuk membentuk kemitraan bisnis di bidang desain dan pembangunan di berbagai kota di Indonesia. Adapun skema kerjasamanya berdasarkan bagi hasil (profit sharing) yang adil dan proporsional tanpa harus menyertakan modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News