kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Permata membangun pabrik gula senilai Rp 2 Triliun


Sabtu, 21 Januari 2012 / 09:30 WIB
Permata membangun pabrik gula senilai Rp 2 Triliun
ILUSTRASI. Investor melintas di depan papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Permata Tene, perusahaan patungan antara PT Makassar Tene, PT Permata Dunia Sukses Utama, dan PT Sumatera Tonggi, bakal membangun pabrik gula di Probolinggo, Jawa Timur. Nilai investasi pabrik baru tersebut mencapai Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun dengan produksi mencapai 8.000 ton canne per day (TCD).

Andre Vincent Wenas, Presiden Direktur Permata Tene, mengatakan, pembangunan pabrik gula memerlukan waktu dua tahun. "Kami sudah melakukan survei dan menghabiskan lebih dari Rp 500 juta," kata Andre yang juga menjabat sebagai Direktur PT Makassar Tene kepada KONTAN, kemarin (20/1).

Menurut Andre, pabrik gula tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 50 hektare (ha) hingga 60 ha. Sementara untuk perkebunan tebu, PT Permata Tene mengandalkan lahan perkebunan rakyat setempat seluas 17.000 ha.
Andre merinci, dari total investasi, sekitar Rp 500 miliar digunakan untuk pengembangan lahan tebu. Sementara sisanya Rp 1 triliun hingga
Rp 1,5 triliun untuk membangun pabrik gula.

Menurut Andre alasan pemilihan Probolinggo sebagai lokasi pembangunan pabrik gula karena areal pertanian tebu di Probolinggo saat ini termasuk yang terbaik di Jawa Timur. Berdasarkan penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan, menunjukkan, struktur tanah di Probolinggo sangat bagus untuk tanaman tebu. "Secara historis di wilayah Probolinggo sejak jaman Belanda juga telah dikenal sebagai sentra tanaman tebu," ujarnya.

Sebagai gambaran, saat ini di Probolinggo terdapat pabrik peninggalan Belanda yakni PG Wonolangan, PG Pajarakan, dan PG Gending. Sayang, produktivitas masing-masing PG tidak optimal. Perkiraannya, rata-rata produksi tiga pabrik gula itu 1.000 TCD-2.000 TCD.

Menanggapi rencana pembangunan pabrik gula baru tersebut, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen, berharap pembangunan pabrik harus menggandeng petani tebu. "Agar kesejahteraan petani naik," ujar Soemitro.

Soemitro juga minta manajemen pabrik gula bersama petani meningkatkan kualitas rendemen tebu. Selama ini rata-rata rendemen di bawah 8%, padahal di Thailand bisa mencapai 14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×