Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) masih belum melakukan revisi target operasional di tahun ini. Kendati begitu, emiten kontraktor jasa penambangan batubara ini memprediksi adanya penurunan produksi di tengah kondisi pasar global yang belum stabil.
Head of Investor Relations DOID Regina Korompis mengatakan, akibat pandemi covid-19 ini, permintaan impor batubara global diperkirakan anjlok paling tidak sebesar 10%. DOID memperkirakan adanya potensi penurunan volume produksi batubara di tahun ini.
Namun sebagai kontraktor, DOID masih harus menunggu terlebih dulu pertimbangan dan persetujuan dari para klien. "Kami belum revisi target apa pun. Tetapi permintaan impor batubara global perkirakan akan lebih rendah, tetapi tidak tahu berapa banyak," kata Regina kepada Kontan.co.id, Kamis (9/7).
Baca Juga: Pasar batubara tak menentu, belanja modal DOID bakal turun dari tahun lalu
Regina memang tak menyebut secara detail berapa proyeksi batubara yang akan diproduksi DOID pada tahun ini. Namun sebagai gambaran, pada kuartal I-2020, DOID mencatatkan volume produksi batubara sebanyak 12 juta ton. Angka itu turun tipis 1% secara year-on-year.
Penurunan juga terjadi pada volume pengupasan overburden removal (OB). Volume OB sepanjang kuartal pertama 2020 sebanyak 87,3 juta bank cubic meter (bcm) atau turun 11% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada tahun ini, DOID menargetkan bisa mengeruk lapisan OB sebanyak 350 juta bcm - 390 juta bcm.
Pada tahun lalu, DOID membukukan volume overburden removal sebesar 380,1 juta bcm dan volume batubara 50 juta ton. Meski volume overburden removal menurun sebesar 3%, namun volume batubara mengalami kenaikan 18% dibanding 2018.
Lebih lanjut, Regina membeberkan strategi DOID di tahun ini ialah terus mengoptimalkan aset serta peningkatan produktivitas dan efisiensi yang berkelanjutan agar bisa menjaga kinerja profitabilitas.
Selain itu, emiten kontraktor jasa pertambangan batubara melalui anak usahanya PT Bukit Dunia Makmur Mandiri Utama (BUMA) ini juga akan meminimalkan belanja modal (capex). Pada tahun 2020, DOID menganggarkan capex di bawah US$ 100 juta, namun realisasinya bisa lebih rendah dari capex tahun lalu yang sebesar US$ 73 juta.
"Belanja modal seminimal mungkin. Penggunaan capex terbesar adalah untuk alat berat," ujarnya.
Baca Juga: Cetak rugi, Bumi Resources (BUMI) tetap bayar cicilan utang US$ 6,51 juta