Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Mencari kontrak baru
Selain fokus pada efisiensi belanja modal, DOID juga masih memburu kontrak-kontrak baru. Maklum, kontrak antara PT Kideco Jaya Agung dan DOID bakal berakhir di tahun 2020 ini.
Pada Kuartal I-2020, Kideco itu menyumbang pendapatan sebanyak US$ 14,33 juta atau setara 7% dari total pendapatan neto DOID di segmen jasa penambangan, penyewaan alat berat, dan jasa lainnya sebesar US$ 148,01 juta. Adapun pendapatan neto DOID di kuartal I-2020 secara keseluruhan mencapai US$ 193,82 juta.
Sejauh ini, belum ada tanda perpanjangan kontrak kembali dari Anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) tersebut. Namun, DOID boleh sedikit bernafas lega karena telah mendapat perpanjangan kontrak dari PT Berau Coal, yang awalnya juga akan selesai pada akhir Desember tahun ini. Hal itu dikemukakan oleh Direktur DOID Eddy Porwanto.
Baca Juga: Ini strategi ADRO untuk menjaga kinerja pada tahun 2020 ini
Sayang dia enggan untuk memaparkan dengan detail perpanjangan kontrak tersebut. "Berau diperpanjang. Kideco selesai tahun ini," jawab Eddy singkat saat ditanya Kontan.co.id, Kamis (9/7).
Kontrak dengan Berau ini memang sangat penting bagi DOID. Dalam catatan Kontan.co.id, di kuartal I-2020 Berau Coal mampu berkontribusi sebesar US$ 92,89 juta atau 48% dari total pendapatan neto DOID di segmen jasa penambangan, penyewaan alat berat, dan jasa lainnya.
Sementara itu, Regina menyatakan bahwa saat ini pun DOID sedang fokus menggarap kontrak dengan PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Pasalnya, di dalam kontrak yang berlangsung sejak 2018 hingga 2026 ini, BYAN akan meningkatkan sekitar 10% volume produksi batubara dalam beberapa tahun ke depan.
Sembari fokus menjaga kontrak yang ada, DOID pun terus memburu kontrak-kontrak baru. "Kami sedang dalam proses. Ini telah menjadi salah satu fokus utama kami tahun ini," imbuh Regina.
Baca Juga: Prospek harga komoditas energi bakal positif di akhir 2020, simak pendorongnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News