kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Permintaan Besar, Pengembangan Beras Berkelanjutan Mendesak Dikaji


Sabtu, 24 September 2022 / 12:48 WIB
Permintaan Besar, Pengembangan Beras Berkelanjutan Mendesak Dikaji
Sejumlah petugas Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Utara bersama petani melakukan pengubinan di areal persawahan di Rorotan, Jakarta Utara, Kamis (14/7/2022).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pengembangan beras berkelanjutan sudah saatnya dikaji di Indonesia. Pasalnya, permintaan kebutuhan pokok seperti beras terus berkembang seturut kenaikan jumlah penduduk, sementara lahan pertanian seperti sawah terus menyusut.

Untuk itu, Konsorsium Low Carbon Rice yang terdiri dari  Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Persatuan Pengilingan padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), PbN dan Rikolto mengadakan diskusi publik dengan mengusung tema “Tantangan dan Peluang Pengembangan Beras Berkelanjutan di Indonesia”. 

Koordinator Nasional KRKP, Said Abdullah, mengatakan, pihaknya berupaya menghimpun berbagai masukan dan gagasan terkait pengembangan beras berkelanjutan.

Baca Juga: Krisis Pangan dan Krisis Ekonomi

Menurutnya, saat ini tantangan dan kebutuhan menjaga keberlanjutan produksi beras semakin besar dan mendesak.Tekanan seperti konversi lahan, ledakan hama penyakit, perubahan iklim, kesejahteraan petani dan guncangan situasi pangan global menjadikan kita perlu segera menerapkan kebijakan dan model pertanian padi dan beras secara berkelanjutan. 

“Hasil survei KRKP menunjukkan 92% responden menyatakan Indonesia perlu segera menerapkan model pertanian padi dan beras yang berkelanjutan dengan memperhatikan lingkungan, sosial dan ekonomi. Pada sisi lain sebanyak 44% responden melihat bahwa pemerintah belum memiliki kebijakan khusus untuk hal itu,”  ujar Said dalam keterangannya, Sabtu (24/9). 

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Muhammad Takdir Mulyadi menambahkan bahwa perlu adanya upaya perubahan sistem budidaya pertanian secara utuh ke arah yang ramah lingkungan. 

Pengalamannya mengawal Program P4 (Pemberdayaan Petani, Pemasyarakatan PHT), melalui program P4 bisa menjadi jalan karena petani diajarkan untuk membuat sarana produksi ramah lingkungan dengan bahan-bahan yang ada di sekitar petani. 

Baca Juga: HOKI Terus Perkuat Bisnis Keberlanjutan

“Penguatan praktik pertanian padi dan beras berkelanjutan perlu melibatkan anak-anak milenial. Pengalaman selama ini menunjukkan pentingnya pelibatan mereka. Millennial terlibat beranilah kita revolusi,” terang Mulyadi.

Sementara itu, Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menuturkan pentingnya pengembangan beras berkelanjutan karena jutaan orang menggantungkan hidupnya di sana.

Menurut Sutarto, untuk mendorong beras berkelanjutan, dalam sistem perberasan perlu ada agregatornya dan penggilingan merupakan agregatornya. 

Penggilingan punya peran penting karena bisa menggerakan ke hulu maupun ke hilir. Sayangnya kondisi penggilingan kecil kondisinya masih memprihatinkan.  "Karenanya kita juga perlu memperkuat penggilingan ini sebagai upaya penguatan beras berkelanjutan” terang Sutarto. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×