kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan CPO diperkirakan membaik pada semester II 2020, ini sebabnya


Kamis, 18 Juni 2020 / 20:13 WIB
Permintaan CPO diperkirakan membaik pada semester II 2020, ini sebabnya
ILUSTRASI. Kelapa sawit. REUTERS/Lim Huey Teng


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) diperkirakan membaik di paruh kedua tahun ini. Katalis positif berasal dari aktivitas ekonomi yang mulai menggeliat, baik di tingkat global maupun domestik.

Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Michael Kesuma mengatakan, pembukaan kembali aktivitas ekonomi pada sejumlah sektor di Indonesia bakal mengerek kebutuhan energi. Hal ini pada gilirannya akan turut mengungkit serapan CPO domestik di sektor tersebut secara perlahan hingga tutup tahun nanti.

Baca Juga: Petani sawit independen rentan terdampak efek pandemi Covid-19

Kendati demikian, hal ini menurutnya tidak serta merta bakal mengerek harga komoditas CPO, sebab pergerakan harga CPO belakangan cenderung fluktuatif dan rentan dipengaruhi berbagai  sentimen. Kecenderungan ini diperkirakan masih akan terus berlanjut sampai adanya kejelasan seputar penanganan wabah corona (covid-19).

“Pada saat gonjang ganjing kayak gini, ini harga akan naik turun terus sama seperti pasar saham,  kalau misalnya ada berita jelek negatif yang keluar langsung turun, kalau misalnya ada angin segar sedikit itu akan naik, tapi tidak bertahan lama” jelas Michael saat dihubungi Kontan.co.id. Kamis (18/6).

Pandangan serupa juga dikemukakan oleh Direktur Keuangan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), Lucas Kurniawan. Menurutnya, permintaan CPO berpeluang membaik di semester kedua tahun ini seiring pembukaan kembali aktivitas pada sejumlah sektor industri seperti misalnya hotel, restoran dan kafe (horeka) dan sebagainya. 

Selain mengerek serapan CPO di sektor makanan dan minuman, pembukaan kembali aktivitas di sejumlah sektor juga berpotensi meningkatkan serapan CPO pada sektor energi untuk keperluan transportasi. “Namun permintaan CPO saat penerapan new normal diperkirakan belum mencapai jumlah permintaan seperti kondisi normal mengingat aktivitas belum pulih sepenuhnya,” imbuh Lucas.

Baca Juga: Industri berharap harga sawit membaik dan pasar domestik menguat di tahun ini

Lebih lanjut, Lucas mengaku belum bisa memperkirakan proyekesi tren harga komoditas sawit di paruh kedua. Menurutnya, proyeksi harga CPO tidak hanya bisa ditentukan atas dasar permintaan pasar semata, sebab pergerakannya juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya seperti misalnya harga minyak bumi, kondisi makroekonomi, politik, serta faktor-faktor eksternal lainnya.

Untuk itu, guna mengantisipasi risiko penurunan harga jual CPO, ANJT telah menyiapkan strategi. “Kami telah mengantisipasi penurunan harga jual CPO dengan melakukan efisiensi terhadap  biaya operasional dan menunda belanja modal yang tidak berdampak langsung terhadap peningkatan produktivitas,” kata Lucas.

Peluang membaiknya pasar CPO juga sudah diendus oleh PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). Corporate Secretary SSMS Swasti Kartikaningtyas mengatakan, pihaknya tengah menggencarkan kegiatan pemasaran dengan memanfaatkan perangkat teknologi seperti video conference guna menggaet lebih banyak pelanggan.

Upaya sudah membuahkan hasil. Dari beberapa penjajakan yang sudah dilakukan, SSMS telah mengantongi kontrak dagang alias sales contract untuk memasok CPO kepada beberapa pembeli di luar negeri.  “Ada yang  sudah kontrak, ada yang penjajakan dulu, karena konsumen ada juga yang konservatif, kalau belum lihat langsung kebun dan pabriknya belum mau beli,” ujar Swasti kepada Kontan.co.id, Kamis (18/6).

Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) terbitkan obligasi Rp 500 miliar, ini penggunaannya

Kontribusi tambahan dari penjualan ke pembeli baru diperkirakan baru terasa di kuartal ketiga atau keempat tahun ini. Untuk itu, saat ini SSMS tengah memaksimalkan kegiatan produksi dengan tetap memerhatikan protokol pencegahan penyebaran corona baik di lapangan maupun di pabrik.

Swasti mengaku belum bisa menaksir bagaimana proyeksi harga CPO ke depannya, namun pihaknya berharap harga CPO dapat menunjukkan tren yang positif di semester kedua. “(Harga CPO) tergantung pasar dan sentimen-sentimen lain seperti misalnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, adanya penemuan obat/vaksin covid-19, penerapan regulasi, dan lain-lain,” terang Swasti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×